Dark/Light Mode

Pernikahan Sesama Jenis Diwacanakan

Partai Pemenang Pemilu Thai Teken MoU Koalisi, Lese Majeste Tidak Termasuk

Senin, 22 Mei 2023 22:50 WIB
Koalisi partai pemenang Pemilu Thailand telah meneken MoU yang menjadi arah kerja sama, Senin (22/5). (Foto: CNA)
Koalisi partai pemenang Pemilu Thailand telah meneken MoU yang menjadi arah kerja sama, Senin (22/5). (Foto: CNA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bersama tujuh sekutu politiknya, partai pemenang Pemilu Thailand: Move Forward menandatangani nota kesepahaman (MoU) pada Senin (22/5), untuk menegaskan kesepakatan bersama.

Ketujuh partai politik yang dimaksud adalah Pheu Thai, Prachachat, Thai Liberal Party, Thai Sang Thai, Fair, Plung Sungkom Mai, dan Pue Thai Rumphlang.

Saat ini, koalisi tersebut telah mengamankan 313 kursi, dari total 500 kursi DPR.

MoU yang menjadi arah kerja sama, mendorong 23 agenda dalam pemerintahan koalisi mendatang.

"Ini juga menunjukkan tanggung jawab bersama oleh pihak-pihak yang akan membentuk pemerintahan bersama," kata kandidat Perdana Menteri (PM) Thailand dari Move Forward, Pita Limjaroenrat, seperti dikutip Channel News Asia, Senin (22/5).

MoU tersebut antara lain berisi rencana penyusunan konstitusi baru, melegalkan pernikahan sesama jenis, kembali menempatkan ganja ke dalam daftar narkotika terlarang, dan mengganti pendaftaran wajib militer dengan rekrutmen sukarela selama masa damai.

Baca juga : Insiden Penembakan Di Kantor MUI, Sekjen Minta Masyarakat Tidak Terprovokasi

“Semua pihak sepakat, setiap misi yang akan dilakukan pemerintah, tidak boleh mempengaruhi status negara di bawah monarki konstitusional atau status monarki yang tidak dapat diganggu gugat,” kata Pita.

Penandatanganan MoU pada Senin (22/5) adalah gerakan simbolis, yang mengingatkan momen kudeta yang dipimpin oleh Perdana Menteri petahana Prayuth Chan-o-cha sembilan tahun lalu.

Pada 22 Mei 2014, panglima angkatan bersenjata berhasil merebut kekuasaan dari pemerintahan Yingluck Shinawatra, yang terpilih secara demokratis.

Junta memerintah Thailand selama hampir lima tahun, sebelum pemilu digelar pada 2019, di bawah konstitusi baru yang ditulis oleh komite yang ditunjuk militer.

Saat itu, Pheu Thai memenangkan mayoritas kursi di DPR.  Namun, Palang Pracharat yang pro-junta berhasil membentuk pemerintahan dengan sekutu politiknya, hingga Jenderal Prayut menjadi perdana menteri.

Prayut pun sebetulnya masih ingin berkuasa. Makanya, dia ikut Pemilu 14 Mei. Tapi apa daya, partai barunya United Thai Nation kalah dan berada di urutan kelima.

Baca juga : SKI Apresiasi Parpol Pendukung Anies Teken MoU Koalisi

"Hari ini adalah hari penting dan menjadi tonggak sejarah baik, yang mencerminkan keberhasilan masyarakat Thailand kembali ke sistem demokrasi melalui sistem parlementer, dalam transisi damai," papar Pita.

Lese Majeste

Selain 23 agenda, delapan pihak juga sepakat untuk bersama-sama mengatur negara. Sambil melindungi hak-hak warga negara dan kebebasan sipil, serta memprioritaskan kepentingan publik di atas anggota partai mana pun.

"Semua pihak berhak mengadvokasi kebijakan tambahan, sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan yang digariskan dalam nota kesepahaman ini,” jelas Pita.

Advokasi tersebut dapat dilakukan melalui kekuasaan eksekutif, yang dipegang oleh para menteri yang mewakili partainya masing-masing. Atau kekuasaan legislatif perwakilan, dari salah satu dari delapan partai tersebut.

Meski MoU tersebut tidak menyebutkan kebijakan Move Forward untuk mengubah undang-undang pencemaran nama baik kerajaan Thailand (Lese Majeste), Pita menegaskan, partainya akan terus mendorong perubahan hukum di parlemen. 

"Saya tidak tahu. Mungkin saja, kalau tiba saatnya, Move Forward akan sendirian,” ujarnya.

Baca juga : Lawan Virus Radikalisme Pake Vaksin Kebangsaan

Bagian 112 KUHP Thailand yang dikenal sebagai Hukum Lese Majeste menetapkan, siapa pun yang mencemarkan nama baik, menghina atau mengancam raja, ratu, pewaris atau bupati terancam hukuman penjara tiga hingga 15 tahun.

Keterlibatan langsung dengan monarki dan hukuman penjara yang keras, yang setara dengan pembunuhan tidak disengaja, menjadikan hal-hal terkait Lese Majeste tabu di tengah masyarakat Thailand. ■

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.