Dark/Light Mode

Laku Rp 76 Miliar

Jam Tangan Langka Kaisar Terakhir Dinasti Qing Pecahkan Rekor Lelang

Rabu, 24 Mei 2023 12:38 WIB
Jam tangan langka Patek Philippe 96 Quentieme Lune milik Aisin-Gioro Puyi, kaisar terakhir Dinasti Qing China. (Foto: Reuters)
Jam tangan langka Patek Philippe 96 Quentieme Lune milik Aisin-Gioro Puyi, kaisar terakhir Dinasti Qing China. (Foto: Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Jam tangan langka Patek Philippe 96 Quentieme Lune milik Aisin-Gioro Puyi, kaisar terakhir Dinasti Qing China yang kisah hidupnya melatari film pemenang Oscar "The Last Emperor", memecahkan rekor lelang di Hong Kong dengan harga 5,1 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 76 miliar, Selasa (23/5). Harga belum termasuk biaya rumah lelang.

Padahal, saat pra penjualan, harga jam tangan itu mentok di angka 3 juta dolar AS atau Rp 44,7 miliar.

"Ini adalah hasil penjualan tertinggi, untuk kategori jam tangan milik kaisar. Pada masanya, jam tangan itu merupakan bikinan Patek yang terbaik," kata Kepala Rumah Lelang Phillips Asia, yang membawahi unit jam tangan, Thomas Perazzi, seperti dikutip Reuters.

Baca juga : Tetapkan Plate Jadi Tersangka, Kejagung Bersih-bersih Di Tubuh Pemerintahan

Jam tangan itu hanya salah satu dari delapan arloji Patek Philippe Reference 96 Quantieme Lune, yang diberikan Puyi kepada penerjemah Rusia-nya, ketika dia dipenjara Uni Soviet.

Phillips Asia mengaku menghabiskan waktu tiga tahun.untuk bekerja sama dengan spesialis arloji, sejarawan, jurnalis, dan ilmuwan untuk meneliti sejarah jam tangan tersebut dan memverifikasi asalnya.

Aisin-Gioro Puyi yang lahir pada 1906, adalah Kaisar terakhir dari dinasti Qing Tiongkok, yang memulai pemerintahannya di usia dua tahun.

Baca juga : SIM Keliling Bekasi Selasa 9 Mei Hadir Di Polsek Bantargebang

Tahun 1945, Puyi ditangkap di Bandara Shenyang China oleh Tentara Merah Soviet. Dia ditahan sebagai tawanan perang dan dipenjara selama lima tahun di kamp penahanan di Khabarovsk, Rusia.

Wartawan Russell Working, yang mewawancarai juru bahasa Puyi, Georgy Permyakov pada tahun 2001 mengungkap, Permyakov menerima jam tangan tersebut dari Puyi di hari terakhirnya di Uni Soviet, tak lama sebelum dia diekstradisi kembali ke China.

"Ini adalah hal-hal yang biasa diakukan Puyi, kepada orang-orang yang sangat spesial baginya,” kata Working. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.