Dark/Light Mode

Pilpres Singapura Di Depan Mata, Halimah Yacob Ogah Nyapres Lagi

Senin, 29 Mei 2023 23:11 WIB
Presiden Singapura Haliman Yacob. (Foto Berita AFP)Pres
Presiden Singapura Haliman Yacob. (Foto Berita AFP)Pres

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemilihan Presiden (Pilpres) Singapura bakal digelar 13 September mendatang. Namun Presiden petahana, Halimah Yacob mengumumkan, tidak akan maju dalam kontestasi politik tersebut. 

Halimah menjabat sebagai Presiden sejak 2017. Dan akan jabatannya akan berakhir tahun ini. Makanya, Singapura harus menggelar Pilpres di akhir masa jabatan Halimah. Singapura menggelar Pilpres tiap enam tahun sekali.

Keputusan Halimah untuk tidak maju dituliskannya di akun Facebook, Senin (29/5). Setelah pertimbangan yang sangat hati-hati, dirinya memutuskan tidak mencalonkan diri kembali.

Dia mengaku merasa terhormat dan mendapat keistimewaan besar bisa mengabdi sebagai Presiden Singapura ke-8 selama enam tahun terakhir.

“Pengalaman itu sangat menginspirasi dan, pada saat yang sama, merendahkan hati,” ujar Halimah, dikutip Strait Times, kemarin.

Masih dalam tulisan itu, dia menyadari tanggung jawab kepresidenan yang luar biasa sejak menjabat pada 2017. Halimah mengaku telah berusaha sebaik mungkin memenuhi tanggung jawab itu.

Presiden Singapura Pemersatu

Baca juga : Dubes Saudi Sampaikan Salam Raja Arab Untuk Wapres

Katanya, tujuannya adalah membantu menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan berbelas kasih. Lebih lanjut, Halimah mengaku senang bahwa dirinya tidak berjalan sendirian. Karena didukung warga Singapura yang memiliki tujuan yang sama.

“Dengan bekerja sama, kita memperkuat suara komunitas dan mengangkat mereka yang paling membutuhkan, terutama yang kurang beruntung dan rentan,” kata Halimah.

Dia merasa bangga pada warga Singapura yang berdiri bersama selama pandemi Covid-19. Warga saling mendukung, yang memungkinkan negara tersebut berada di kondisi yang lebih aman saat ini.

“Ikatan sosial kita diuji, dan kita lulus dengan gemilang,” puji Presiden wanita pertama Singapura itu.

Halimah menambahkan, kepresidenan merupakan jabatan tertinggi di negeri itu, merupakan lembaga kunci dalam demokrasi Singapura. Dia menyebut, kepresidenan berperan sebagai pemersatu. Bekerja sama erat dengan Pemerintah untuk menjaga masa depan Singapura.

Dia berterima kasih pada semua warga Singapura atas kepercayaan, pengertian, dan kebaikan mereka selama masa jabatannya.

Baca juga : Erdogan Disalip Oposisi

“Kita semua dipersatukan oleh kecintaan kita yang mendalam pada Singapura, keinginan kita untuk melihat Singapura berhasil, dan tekad kita menjadikannya rumah yang hebat bagi semua warga Singapura,” tambahnya.

Ketidakpastian Global

Di tengah ketidakpastian global dan kecemasan domestik atas biaya hidup, Presiden Singapura berikutnya harus menjadi sosok pemersatu yang dipercaya warga.

Pengamat mengatakan, warga kini mengharapkan hal lebih dari Presiden Singapura. Wakil Direktur Penelitian di Institute of Policy Studies, Gillian Koh mengatakan, kondisi saat ini mirip dengan 2011. 

Menurut Koh, pasar sedang mengantisipasi krisis lain di Amerika Serikat dan Eropa yang dapat mempengaruhi Asia. Dia mencatat bahwa pada 2011, kandidat yang akhirnya menjadi Presiden, Tony Tan Keng Yam.

Dia membayangkan bahwa Pemerintah akan membuat rencana darurat. Serta menjamin akan melindungi cadangan nasional dengan sangat hati-hati.

"Makanya, pemilihan yang akan datang akan melibatkan pemilihan kandidat yang berpengalaman, dan memiliki temperamen yang tenang dan mantap dalam krisis," kata Dr Koh.

Baca juga : Angkatan Muda Siliwangi Siap Dukung Ganjar Nyapres Di 2024

Sementara sosiolog National University of Singapore (NUS), Tan Ern Ser mengatakan, bukan tanggung jawab presiden untuk secara langsung mengatasi masalah seperti ekonomi dan inflasi, atau tantangan geopolitik.

:Karena hal itu adalah tanggung jawab perdana menteri dan kabinetnya. Namun, presiden harus menggalang warga Singapura untuk tetap bersatu dan tangguh secara sosial di tengah ancaman eksternal atau internal," imbuhnya.

 Singapura mengadakan pemilihan presiden pertamanya pada 1993. Meskipun batas waktu Pilpres sesuai akhir masa jabatan Halimah, pemilihan bisa saja digelar usai tanggal tersebut. Hal tersebut pernah terjadi pada 2017.

Kendati demikian, kekosongan jabatan tidak boleh lebih dari satu bulan. Jadi selambat-lambatnya, Pilpres Singapura digelar pada 13 Oktober 2023.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.