Dark/Light Mode

Ingin Sudahi Konflik Dengan Israel, Palestina Percayakan China Jadi Juru Damai

Rabu, 14 Juni 2023 06:20 WIB
Presiden Palestina Mahmoud Abbas (Foto AFP/Jens Schlueter)
Presiden Palestina Mahmoud Abbas (Foto AFP/Jens Schlueter)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Palestina geram dengan agresi Israel. Untuk menghentikannya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta bantuan China menjadi juru damai.

Kemarin siang, Abbas tiba di Beijing. Ia dijadwalkan berada di Negeri Tirai Bambu itu hingga Jumat, 16 Juni nanti. Ini merupakan kunjungan kelima Abbas ke negeri dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu.

Diberitakan Arab News, kemarin, Abbas disambut baik Presiden China Xi Jinping. Kedua presiden bertukar pendapat tentang perkembangan terbaru di Palestina serta isu-isu regional dan internasional.

Selain bertemu Xi, Abbas bertemu dengan Perdana Menteri China Li Qiang selama lawatannya tersebut.

“Pemimpin Palestina Abbas adalah teman lama dan baik rakyat China,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin seperti dikutip AFP.

Baca juga : Tiba Di Indonesia, Bos Timnas Palestina Puji Erick Thohir

“China selalu dengan tegas mendukung rakyat Palestina untuk memulihkan hak-hak nasional mereka yang sah,” sambungnya.

Wang juga pernah menyebutkan, masalah Palestina adalah inti dari persoalan di Timur Tengah. Ia menekankan pentingnya penyelesaian isu Palestina demi perdamaian dan stabilitas kawasan serta kesetaraan dan keadilan global.

Wang mengungkapkan, selama ini Xi Jinping telah menunjukkan keinginannya untuk membantu penyelesaian konflik Israel-Palestina. Menurut Wang, negaranya siap memfasilitasi pembicaraan damai antara Israel dan Palestina. Wang meyakinkan, negaranya tak memiliki kepentingan apa pun terkait isu Palestina.

Kunjungan Abbas ke Beijing dilakukan setelah China sukses menjadi juru damai antara Iran dan Arab Saudi. Hasil mediasi Beijing membawa dampak positif dan memperluas pengaruh diplomasi China di Timur Tengah.

Tewaskan 160 Warga

Perdana Menteri (PM) Otoritas Palestina, Mohammad Shtayyeh, Rabu (7/6) mengatakan, rakyat Palestina menghadapi agresi Israel dan perang berkelanjutan dalam berbagai bentuk.

Baca juga : Dino Patti Djalal, Konkret Rekatkan Hubungan RI-Korsel Lewat Peran Jurnalis

Sejak awal tahun ini, sebutnya, lebih dari 160 warga Palestina, termasuk 28 anak-anak dan enam wanita, telah dibunuh pasukan pendudukan Israel. Tak cuma itu, Israel terus menyimpan jasad ratusan syuhada di lemari es dan kuburan bernomor.

Shtayyeh mengatakan, sejak 1967 Israel telah mencabut 2,5 juta pohon di tanah Palestina, termasuk 800.000 pohon zaitun. Saat ini, pemerintahan sayap kanan Israel ingin meningkatkan jumlah pemukiman Yahudi di Tepi Barat menjadi sekitar satu juta dengan merampas tanah-tanah Palestina. Saat ini sudah dibangun 751.000 pemukim di Tepi Barat.

Yang terbaru, Israel akan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) di Knesset (parlemen Israel) mengenai rencana membagi Masjid Al Aqsa antara Muslim dan Yahudi.

Palestina meminta dukungan dari Turki, Malaysia, Indonesia dan Mesir untuk mencegah Undang-Undang (UU) tersebut diterapkan. Shtayyeh memperingatkan otoritas Israel agar tidak mengajukan RUU yang diusulkan anggota Partai Likud, Amit Halevi, ke Knesset dalam beberapa hari mendatang.

Halevi telah mengusulkan untuk mengalokasikan area yang terbentang dari halaman Dome of the Rock hingga ujung perbatasan utara Masjid Al Aqsa untuk orang-orang Yahudi. Shtayyeh lantas menyerukan negara Arab, Islam dan internasional agar bergerak dan memungkinkan menjatuhkan sanksi kepada Israel demi mencegah perubahan apa pun pada Masjid Al Aqsa.

Baca juga : Gus Halim Dukung Transformasi Perhutanan Sosial Jadi Hutan Desa

Berdasarkan informasi yang beredar, RUU ini diajukan sebagai upaya membagi Masjid Al Aqsa antara Muslim dan Yahudi. Halevi telah mengusulkan untuk mengalokasikan area yang terbentang dari halaman Dome of the Rock hingga ujung perbatasan utara Masjid Al Aqsa untuk orang-orang Yahudi.

Warga Palestina khawatir rencana tersebut merupakan awal dari proyek besar dan berbahaya lainnya. Ini akan mengubah konflik politik Palestina-Israel menjadi perang agama sekaligus menyebabkan meluasnya kekerasan di wilayah Palestina. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.