Dark/Light Mode

Ogah Identik Dengan Rusia, Ukraina Resmi Pindahkan Tanggal Natal Ke 25 Desember

Minggu, 30 Juli 2023 08:19 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (Foto: Instagram)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akhirnya meneken Undang-Undang, yang menetapkan tanggal libur Natal pada 25 Desember, pada Jumat (28/7).

Undang-Undang ini merupakan penegasan sikap pemerintah Ukraina, yang tak mau identik dengan Rusia. Sekalipun dalam soal perayaan Natal.

Sebelumnya, Ukraina mengikuti tradisi Gereja Ortodoks Rusia yang pro Putin, dengan merayakan Natal pada 7 Januari.

Ukraina dan Rusia adalah negara yang sebagian besar penduduknya menganut agama Kristen Ortodoks. Tetapi, sejak Rusia mencaplok Krimea secara ilegal dan mulai mendukung separatis di wilayah Donbas timur Ukraina pada tahun 2014, mayoritas komunitas Ortodoks Ukraina meninggalkan Moskow.

Perang Rusia-Ukraina semakin mempercepat perpecahan antara dua cabang Kristen Ortodoks. Terlebih, Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill sepenuhnya mendukung invasi tersebut dan membingkainya menjadi benturan budaya, antara dunia Rusia yang lebih luas dan nilai-nilai liberal Barat.

Baca juga : TNI dan Perpusnas Luncurkan Buku Perang Rusia Vs Ukraina Perspektif Intelijen Strategis

Undang-Undang baru ini akan secara efektif meresmikan apa yang sudah mulai dipraktikkan oleh beberapa gereja di Ukraina.

Tahun lalu, cabang Gereja Ortodoks Ukraina telah mengizinkan jemaatnya merayakan Natal pada 25 Desember.

Februari 2023, Gereja Katolik Utama  Yunani di Ukraina menyatakan siap merayakan Natal, pada tanggal 25 Desember.

Dalam jajak pendapat yang digelar pemerintah Ukraina pada Desember 2022, hampir 59 persen dari lebih dari 1,5 juta warga, memilih mendukung pemindahan tanggal libur Natal ke 25 Desember.

Bukan Soal Agama

Alla dan Oksana, dua guru dari wilayah Zaporizhzhia yang terpaksa meninggalkan rumah akibat invasi Rusia menegaskan dukungannya untuk pemindahan tanggal Natal. 

Baca juga : Kadin Jaktim Audiensi Dengan Polres Jaktim, Minta Ciptakan Iklim Kondusif

Tahun lalu, keduanya sudah merayakan Natal pada 25 Desember.

“Ukraina harus menjadi negara Eropa yang beradab. Ini harus menjadi norma bagi kita,” kata Alla.

Vitalina dan Pavlo, pasangan dari Lviv mengunjungi Kiev, juga mendukung keputusan tersebut. Namun, mereka menilai, transisi akan lebih sulit bagi orang tua.

“Merayakan 25 Desember itu logis. Beginilah cara Eropa merayakannya. Tahun ini, kami merayakannya pada tanggal 25 Desember. Tak masalah. Kami ingin lebih dekat dengan Eropa dan dunia,” tutur Pavlo.

Tetyana, penganut Kristen Ortodoks dari Kyiv, mengaku tak terlalu pusing memikirkan tanggal libur Natal. Namun, dia siap mendukung langkah tersebut karena nilai simbolisnya.

Baca juga : PUPR Targetkan Bendungan Cipanas Diresmikan September

"Ini bukan lagi soal agama, tapi lebih kepada simbol kenegaraan. Saya mendukung presiden dan negara saya,” ucapnya.

Undang-Undang baru juga akan mengubah beberapa tanggal libur Ukraina, yang dirayakan pada hari yang sama dengan hari raya keagamaan.

Hari Kemerdekaan Ukraina, akan dipindahkan dari 28 Juli ke 15 Juli. Sedangkan Hari Pembela Ukraina, yang merupakan penghormatan kepada para veteran dan korban perangnya, akan dimajukan ke tanggal 1 Oktober dari 14 Oktober.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.