Dark/Light Mode

Blak-blakan Di AIPF, Begini Jepang Dan Australia Memosisikan ASEAN Dalam Ekonomi

Rabu, 6 September 2023 22:02 WIB
Perdana Menteri PM Australia Anthony Albanese dan PM Jepang Fumio Kishida bicara pada hari kedua ASEAN-Indo-Pacific Forum AIPF di Hotel Mulia, Jakarta (6/9). (Foto: Media Center KTT ASEAN 2023)
Perdana Menteri PM Australia Anthony Albanese dan PM Jepang Fumio Kishida bicara pada hari kedua ASEAN-Indo-Pacific Forum AIPF di Hotel Mulia, Jakarta (6/9). (Foto: Media Center KTT ASEAN 2023)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese dan PM Jepang Fumio Kishida diberi kesempatan bicara pada hari kedua ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) di Hotel Mulia, Jakarta (6/9). Keduanya blak-blakan bicara tentang ASEAN dan pengaruhnya bagi kedua negara.

PM Albanese misalnya. Ia blak-blakan menyebut ASEAN sebagai letak takdir ekonomi Australia. Dengan kata lain, menjadi "periuk nasi" negeri Kangguru.

Karena itu, sentralitas ASEAN. sebut Albanese sangat penting bagi Australia. Ia mengaku negaranya menaruh kepercayaan yang tinggi untuk memperdalam kolaborasi dengan kawasan ini. 

"Kami tengah membangun di atas landasan yang kuat, dan masih banyak lagi potensi yang belum dimanfaatkan," kata PM Albanese.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan komitmen Australia untum merogoh kocek sebanyak 95,5 dolar AS untuk mendukung sejumlah inisiatif dalam meningkatkan hubungan dengan ASEAN.

Baca juga : Kemendagri Ingatkan Parpol Jangan Libatkan ASN Dalam Agenda Politik

Ia menyarankan kerja sama pada isu-isu seperti pertanian, keamanan energi, infrastruktur, dan pendidikan terus diperkuat. Dengan begitu, ia berkeyakinan Australia dan Asean bisa semakin sukses pada setengah abad mendatang.

"Dan kita berbagi kesuksesan itu bersama," tambahnya.

Lalu apa kata PM Jepang?

Fumio Kishida mengaku hubungan negaranya dengan ASEAN sudah cukup mendalam, yakni dari hati ke hati. Kerja sama dan dukungan bagi negara-negara ASEAN di enam bidang utama yang akan dituangkan dalam Japan-ASEAN Comprehensive Connectivity Initiative.

Enam bidang kerja sama yang akan lebih dikembangkan oleh Jepang untuk memperkuat konektivitas dengan ASEAN melalui inisiatif tersebut adalah bidang pembangunan infrastruktur transportasi, konektivitas digital, kerja sama maritim, ketahanan rantai pasok, konektivitas listrik, serta konektivitas manusia dan pengetahuan.

Baca juga : Ketemu Menteri Jepang Dan India, Menkominfo Galang Komitmen Soal Ekonomi Digital

Sebagai contoh, terkait infrastruktur transportasi, PM Kishida berjanji Jepang akan mendukung proyek-proyek pembangunan di negara-negara ASEAN, termasuk pembangunan pelabuhan, jalan, rel kereta, dan bandara.

PM Kishida juga mengurai hubungan penting antara Jepang dan Indonesia, yang disebutnya telah menjadi pendorong kuat ekonomi global. Jepang, sebutnya mendukung ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. ASEAN dan Jepang akan mengadakan KTT Peringatan 50 tahun akhir Desember ini di mana sebuah visi baru untuk ASEAN-Jepang akan diluncurkan.

Hari kedua AIPF juga menampilkan diskusi panel, briefer, dan CEO fireside chat dengan subtema "Green Infrastructure and Resilient Supply Chain” (Infrastruktur Hijau dan Rantai Pasokan yang Tangguh).

Hadir dalam diskusi panel, antara lain CEO Loca Laos, Executive Chair dan Founder Aspen Medical, Special Advisor President Asian Infrastructure Investment Bank, Direktur Keuangan Pertamina, Direktur Keuangan MIND ID, Chief Commercial Officer, Logistik DP World Asia Pasifik, serta Vice President and Head of Future Business Group Hyundai Motor ASEAN Headquarter.

Selama diskusi disorot perlunya komitmen dan partisipasi yang kuat dari sektor swasta dalam menciptakan rantai pasokan yang tangguh dan hijau di tengah guncangan dan gangguan di masa depan yang juga perlu diantisipasi oleh kawasan.

Baca juga : Relawan Yakin, Ganjar Adalah Pemimpin Yang Dianalogikan Jokowi Pelari Maraton

Lebih lanjut, briefing oleh Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Pahala Mansury, menggarisbawahi strategi pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero pada tahun 2050. 

Di antaranya adalah membangun infrastruktur hijau, meningkatkan kapasitas energi terbarukan, meningkatkan produksi biofuel, mengembangkan klaster industri hijau (seperti ASEAN Grid) untuk mendukung ekosistem EV, dan kebijakan konektivitas, seperti pengembangan pelabuhan hijau.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.