Dark/Light Mode

Perayaan 70 Tahun Berdirinya RRC

Pamer Rudal Mutakhir, Xi Jinping Sebut China Tak Bisa Dihentikan

Selasa, 1 Oktober 2019 13:15 WIB
Senjata termutakhir China, salah satunya rudal Dongfeng-17. (Foto Xinhua)
Senjata termutakhir China, salah satunya rudal Dongfeng-17. (Foto Xinhua)

RM.id  Rakyat Merdeka - Parade militer dalam menyambut 70 tahun hari jadi China pada 1 Oktober berlangsung akbar. Negeri Tirai Bambu dengan bangga memamerkan senjata termutakhir mereka. Salah satunya adalah rudal Dongfeng-17, peluncur berkemampuan nuklir.

Dilansir AFP, menurut analis asing, Dongfeng-17 dirancang untuk bermanuver dengan kecepatan tinggi untuk menghindari pertahanan anti-rudal. Rudal lain yang ditampilkan, Dongfeng-41, diyakini memiliki jangkauan hingga 15.000 kilometer (9.400 mil), yang akan membuatnya menjadi rudal militer jarak jauh terpanjang di dunia. Rudal ini bahkan bisa menjangkau Amerika Serikat dalam waktu kurang dari 30 menit.

Beijing mengatakan pihaknya menginginkan ‘pencegah nuklir yang kredibel’ tetapi tidak akan menjadi yang pertama menggunakan senjata atom dalam konflik.

Baca juga : Hijrah dari Inabah ke Istijabah

Presiden China Xi Jinping menegaskan, tidak ada negara manapun yang bisa menghentikan China. "Tidak ada kekuatan yang dapat mengguncang status tanah air kita yang agung, dan tidak ada kekuatan yang dapat menghentikan kemajuan dan bangsa China,” tegas Xi dalam pidato yang disiarkan secara nasional dikutip AFP, Selasa (1/8). 

Xi bergabung dalam podium yang dibangun di Tiananmen bersama para petinggi China lainnya termasuk Perdana Menteri Li Keqiang serta mantan Presiden Hu Jintao dan Jiang Zemin. Acara ini menandai peringatan 1 Oktober 1949, pengumuman pendirian Republik Rakyat China oleh pemimpin saat itu Mao Tse Tung setelah perang saudara. Mengingatkan memori Mao, Xi berpidato pada Selasa di tempat yang sama dengan deklarasi Mao 1949.

Sebuah formasi jet tempur dengan asap berwarna terbang rendah di atas ibu kota menambah semarak acara. Xi melambaikan tangan ke pilot.

Baca juga : Perusahaannya Raup Laba 3 T, Sandiaga Untung Setelah Buntung

Acara tersebut menyoroti teknologi senjata China yang berkembang pesat, yang menurut analis asing hampir menyamai Amerika Serikat, Rusia, dan Eropa dalam misil, drone dan beberapa bidang lainnya. Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), militer terbesar di dunia.

Menurut Center for Strategic & International Studies (CSIS) di Washington, rudal Dongfeng-41 ini terbang dengan 25 kali kecepatan suara. Rudal itu juga mampu mencapai AS hanya dengan waktu 30 menit, dilengkapi hingga 10 hulu ledak dengan target terpisah. Teknologi tersebut dikenal dengan MIRV atau multiple independently targetable re-entry vehicles.

Fokus China pada rudal dan senjata jarak jauh lainnya mencerminkan keinginan Beijing untuk menggeser AS sebagai kekuatan dominan di kawasan.

Baca juga : Mafia Bawang Putih Apa Bisa Diganyang

China juga ingin menegakkan klaim ke Taiwan, Laut China Selatan, dan wilayah sengketa lainnya. PLA memiliki pengeluaran militer tertinggi kedua di dunia setelah AS, menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI)

AS, dengan kekuatan 1,3 juta orang, memimpin dalam pengeluaran 650 miliar dolar AS pada tahun lalu, atau lebih dari 2,5 kali di atas China. SIPRI mencatat, China memiliki sekitar 280 hulu ledak nuklir, dibandingkan dengan 6.450 untuk Amerika Serikat dan 6.850 untuk Rusia. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.