Dark/Light Mode

RI Dorong OKI Tunjukkan Taring, Jangan Biarkan Israel Terus Jajah Palestina

Sabtu, 21 Oktober 2023 00:44 WIB
Warga Palestina mencari korban yang selamat di antara reruntuhan bangunan akibat serang Israel di Gaza City, Jalur Gaza, Rabu (18/10/2023). (Foto (Foto AP/Abed Khaled)
Warga Palestina mencari korban yang selamat di antara reruntuhan bangunan akibat serang Israel di Gaza City, Jalur Gaza, Rabu (18/10/2023). (Foto (Foto AP/Abed Khaled)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dewan Keamanan (DK) PBB dinilai tidak berkutik dalam menghentikan perang Israel-Palestina. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia mendorong Organisasi Kerja sama Islam (OKI) menunjukkan taringnya alias berusaha lebih keras mengatasi masalah tersebut.

Menteri Luar (Menlu) Negeri Indonesia Retno Marsudi kecewa DK PBB tidak bisa menjalankan fungsi utamanya. Karena itu, Indonesia mengharapkan peran Organisasi Kerja sama Islam (OKI) untuk bertindak menghadapi situasi di Gaza, Palestina.

Sepanjang pertemuan OKI di Jeddah, Saudi Arabia, Kamis (19/10), Indonesia menyampaikan kecaman keras terhadap agresi terhadap warga sipil di Gaza dan seluruh wilayah pendudukan Israel di Palestina.

“OKI harus mengerahkan segala upaya untuk mendesak dilakukannya gencatan senjata sesegera mungkin,” ujar Menlu Retno dalam keterang virtual Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Kamis (19/10).

“Mengingat DK PBB tidak mampu menjalankan fungsinya, maka untuk mendapatkan dukungan internasional yang lebih kuat, OKI harus mendesak anggota PBB untuk mengadakan emergency session,” sambungnya.

Baca juga : Kunjungi Timnas U-17 Di Jerman, Ketum PSSI: Tunjukkan, Kalian Bukan Pengecut!

Indonesia juga mendesak pihak yang terkait untuk memastikan kelancaran dan keselamatan pengiriman bantuan kemanusiaan. Apalagi Israel telah memblokade akses listrik, air dan BBM, serta mendesak agar 22 rumah sakit di Gaza, dikosongkan.

“Upaya apapun yang mengarah kepada pengusiran penduduk di Gaza harus ditolak,” tegas Retno.

Hak Warga Palestina

Menurut Menlu, setiap detik sangat berarti bagi warga Palestina yang terancam hak-hak dasarnya.

“Indonesia mengingatkan kembali bahwa OKI didirikan untuk membebaskan bangsa Palestina. Sekarang waktunya bagi OKI untuk bertindak dan kita harus bertindak bersama-sama,” tegasnya.

“Jangan biarkan Israel terus melanjutkan okupasinya (jajah_red) di tanah Palestina,” pungkasnya.

Baca juga : ICMI DKI Harap Pemerintah Proaktif Redam Konflik Israel-Palestina

Sementara itu, dari Beijing, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning menuding DK PBB tidak becus menjalankan tugasnya karena veto Amerika Serikat (AS) terhadap usulan resolusi tentang perang Palestina-Israel.

“China sangat kecewa. Saat ketegangan terus meningkat, DK PBB perlu mendengarkan seruan dari banyak negara Arab dan rakyat Palestina serta menjalankan perannya untuk mewujudkan gencatan senjata, melindungi warga sipil dan mencegah bencana kemanusiaan yang lebih buruk,” cecar Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China, Kamis (19/10).

Pada Rabu (18/10), AS mengajukan veto atas rancangan resolusi DK PBB menuntut jeda kemanusiaan di Gaza yang diusulkan Brazil. Resolusi yang ditentang AS itu mendapat dukungan 12 negara anggota DK PBB, sementara Rusia dan Inggris menyatakan abstain.

Resolusi serupa yang dirancang Rusia juga gagal disahkan, Senin (16/10). “Wakil Tetap China untuk PBB telah menjelaskan posisi kami secara panjang lebar setelah pemungutan suara. Konflik Palestina-Israel terus meningkat sehingga menimbulkan banyak korban sipil dan krisis kemanusiaan serta pukulan telak terhadap perdamaian dan stabilitas kawasan,” tambah Mao.

China, lanjutnya, mendesak diadakannya gencatan senjata segera dan penghentian permusuhan, pemenuhan kewajiban berdasarkan hukum humaniter internasional dan segala upaya untuk melindungi warga sipil dan mencegah bencana kemanusiaan yang lebih buruk.

Baca juga : Ini 3 Pemain Israel Yang Main Di Liga Palestina

Mao juga berharap, AS dapat mendorong Israel mau memainkan peran konstruktif dan mengembalikan permasalahan ke jalur penyelesaian politik.

Konflik terbaru di Timur Tengah dipicu serangan 7 Oktober lalu, ketika kelompok Hamas yang memerintah Gaza, Palestina, menembakkan roket dan menyusup ke Israel melalui darat, laut dan udara. Israel yang meradang, membalas serangan itu dengan brutal hingga saat ini.

Hamas menyebut serangan ke Israel sebagai balasan atas penyerbuan Israel ke Masjid Al-Aqsa di wilayah pendudukan Israel di Yerusalem Timur dan kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina. Militer Israel kemudian membalas dengan meluncurkan “Operasi Pedang Besi” di Jalur Gaza dan memblokade penuh kawasan itu sehingga masyarakat setempat tidak mendapatkan akses listrik dan air, sementara air, makanan, bahan bakar, dan pasokan medis hampir habis. Lebih dari 1.400 warga Israel telah terbunuh sejak 7 Oktober lalu. Sementara 3.478 warga Palestina tewas dalam serangan balasan Israel di Gaza.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.