Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Dituding Penjahat Perang Oleh Erdogan, Israel Tarik Diplomat Dari Turki
Minggu, 29 Oktober 2023 08:38 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Tudingan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terhadap Israel, yang disebutnya berperilaku seperti penjahat perang, sigap ditanggapi negara berbendera Bintang Daud warna biru. Tanpa ba bi bu, Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen langsung menarik diplomatnya darı Turki.
"Terkait pernyataan serius Turki, saya telah menarik perwakilan diplomatik di negara tersebut. Kami akan melakukan evaluasi ulang hubungan Israel dan Turki," ujar Cohen via X, Sabtu (28/10/2023).
Setelahnya, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu membantah mentah-mentah tudingan Israel.
Dia bahkan mengklaim Israel, sebagai negara yang memiliki tentara paling bermoral di dunia.
“Jangan menuduh kami penjahat perang. Munafik, jika Anda menuduh tentara kami telah melakukan kejahatan perang. Kami adalah tentara paling bermoral di dunia,” kata Netanyahu, seperti dilansir BBC, Minggu (29/10/2023).
Baca juga : Ogah Disebut Penjahat Perang, Netanyahu: Perang Dengan Hamas Kini Masuk Tahap 2
Sekadar latar, pernyataan Erdogan yang menyebut kelakuan Israel mirip penjahat perang disampaikan via X pada Sabtu (28/10/2023).
Eskalasi terbaru disebutnya telah menargetkan warga sipil yang tidak bersalah. Erdogan bilang, aksi Israel memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza. Israel seperti hendak memusnahkan orang Palestina.
"Israel harus segera menghentikan kegilaan ini, dan mengakhiri serangannya," cuit Erdogan.
Cuitan ini disampaikan Erdogan, setelah ia berpidato di hadapan ribuan demonstran, dalam rapat umum pro Palestina di Istanbul.
"Israel telah secara terbuka melakukan kejahatan perang selama 22 hari, tetapi para pemimpin Barat tidak dapat meminta Israel untuk melakukan gencatan senjata. Apalagi, bereaksi," ujar Erdogan.
Baca juga : Van Dijk Disemprot Alan Shearer
"Setiap negara tentu memiliki hak untuk membela diri. Tetapi, di mana keadilan dalam kasus ini? Tidak ada keadilan. Yang ada, hanya pembantaian kejam di Gaza," tandasnya.
Israel kini telah memperluas serangannya di Jalur Gaza, tiga minggu setelah Hamas meluncurkan serangannya di Israel selatan, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang dan menyandera 229 orang.
Sejak itu, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan, lebih dari 7.500 orang Palestina telah terbunuh saat Israel melakukan serangan balasan.
Kedua negara memiliki tensi hubungan tinggi, setelah Turki yang merupakan sekutu dekat, memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 2010. Tak lama setelah 10 aktivis Turki pro-Palestina tewas dalam bentrokan dengan komando Israel.
Kala itu, para aktivis menaiki kapal milik Turki, yang mencoba memecahkan blokade maritim Israel di Jalur Gaza.
Baca juga : Di Tengah Serangan Israel, Orangtua Di Gaza Berjuang Jaga Kesehatan Mental Anak
Hubungan Israel-Turki sempat pulih pada tahun 2016. Namun, dua tahun setelahnya, kedua negara saling mengusir diplomat top satu sama lain, dalam perselisihan atas pembunuhan Israel terhadap warga Palestina, di tengah aksi protes yang berlangsung di perbatasan Gaza-Israel.
Tak seperti negara-negara lain seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris, Turki tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya