Dark/Light Mode

Founder and Chairman FPCI Dino Patti Djalal

Tanpa Solusi Politik, Adu Jotos Palestina-Israel Nggak Bakalan Kelar

Minggu, 29 Oktober 2023 17:13 WIB
Founder and Chairman FPCI Dino Patti Djalal (Foto: tangkapan layar YouTube)
Founder and Chairman FPCI Dino Patti Djalal (Foto: tangkapan layar YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Founder & Chairman Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menegaskan pentingnya solusi politik, dalam penanganan konflik Israel-Hamas Palestina, yang belakangan ini terus memanas. Tanpa solusi politik, perang tersebut tidak akan pernah kelar.

Mengutip BBC edisi Minggu (29/10/2023), Kementerian Kesehatan di Gaza yang dijalankan Hamas mengatakan, jumlah korban tewas di Gaza sejak Israel membom wilayah itu pada 7 Oktober 2023, telah melebihi 8.000 orang.

Sementara Hamas, dilaporkan telah membunuh lebih dari 1.400 orang di Israel, dalam serangan 7 Oktober. Mayoritas korban adalah warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.

"Kita semua prihatin dan mendoakan keselamatan saudara-saudara Palestina kita di Gaza. Perang Israel-Palestina di Gaza dipastikan memburuk dan bahkan melebar. Karena Israel sudah bertekad untuk menghancurkan Hamas, sebagai balasan atas serangan tanggal 7 Oktober. Tentunya, Hamas juga akan memberikan perlawanan sengit juga," kata Dino, melalui akun YouTube resmi FPCI, Minggu (29/10/2023).

Lalu, sampai kapan rakyat Palestina akan menderita? Berapa banyak lagi korban akan berjatuhan? Kapan konflik Palestina Israel akan berakhir?

Terkait hal ini, Dino menjelaskan pandangan dan pemahaman mengenai solusi konflik Palestina Israel.

Baca juga : Soal Penyanderaan Pilot Susi Air, Pemerintah Nggak Diam Lho

"Saya mulai dengan satu poin penting. Perdamaian yang permanen, hanya bisa dicapai dengan satu cara. Yaitu solusi politik. Kenapa? Karena solusi militer tidak akan bisa menyelesaikan masalah," papar Dino, yang juga mantan Wakil Menteri Luar Negeri di masa pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurutnya, solusi militer Israel, sedahsyat apa pun, tidak akan mungkin membungkam semangat rakyat Palestina untuk merdeka.

Israel juga tidak akan mungkin menaklukkan bangsa Palestina secara militer, selamanya.

Di lain pihak, secara realistis, ribuan rudal dan bom dari Hamas ke Israel, tidak akan mungkin mengakhiri kontrol Israel terhadap Gaza dan Tepi Barat.

Jadi, tegas Dino, kuncinya bukan pada solusi militer. Juga bukan pada status quo yang sekarang berlaku, menggunakan semacam sistem yang oleh Amnesti Internasional dinamakan sebagai sistem apartheid, terhadap bangsa Palestina di Gaza.

"Kuncinya, adalah solusi politik. Solusi politik yang seperti apa? Yang jelas, solusi politiknya merupakan hasil kompromi. Harus dirundingkan dan disepakati oleh pihak-pihak yang bertengkar, dan tidak boleh dipaksakan. Harus dilaksanakan di lapangan, dan harus menjawab masalah-masalah yang selama ini menjadi bibit konflik Israel dan Palestina," urai Dino.

Baca juga : Soal Kehadiran Israel Di Piala Dunia U20, Cak Nanto Usul Politik LN Jalan Tengah

Masalah-masalah yang antara lain menjadi bibit konflik Israel dan Palestina, di antaranya adalah soal status Yerusalem, masalah jutaan pengungsi Palestina di luar negeri, dan wilayah Palestina yang perlu dikembalikan sebelum tahun 1967. Serta status Masjid Al Aqsa. Serta pengaturan bersama yang bisa menjamin keamanan masing-masing pihak.

Two States Solution

Dalam konflik Palestina-Israel, Dino mengatakan, wujud akhir dari situasi politik ini sebetulnya sudah ada. Yaitu solusi Dua Negara atau Two States Solution.

Dalam Two States Solution, kedua negara, masing-masing Israel dan Palestina yang merdeka, hidup berdampingan secara damai. Sama-sama mengakui dan menghormati keberadaan dan kemerdekaan masing-masing.

Keamanan masing-masing pun dapat terjaga dan terjamin.

Secara prinsip, solusi politik Two States Solution ini sudah diterima Israel dan Palestina, termasuk oleh Hamas, pada tahun 2017.

Solusi ini juga didukung oleh masyarakat internasional. Baik negara-negara Barat atau Timur Tengah pada umumnya.

Baca juga : Israel Serius Nggak Ya!

Solusi Dua Negara yang hidup berdampingan secara damai ini, nyaris tercapai pada tahun 2000, dalam perundingan antara PM Israel Ehud Barak dan Pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mendiang Yasser Arafat di Camp David, yang kala itu ditengahi Presiden Amerika Serikat (AS) Bill Clinton.

Tak Pernah Berhasil

Namun sayangnya, hingga kini, Two States Solution tak kunjung membuahkan hasil. Karena sama-sama ditentang oleh kelompok keras masing-masing pihak.

Situasi konflik pun terus berlanjut. Bahkan, semakin merosot.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.