Dark/Light Mode

Terus Gempur Gaza & Takut Dipecat

PM Israel Panik Dan Stres Berat

Kamis, 9 November 2023 06:01 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Foto AFP/Getty Images/Gali Tibon)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Foto AFP/Getty Images/Gali Tibon)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kondisi Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sedang tidak baik-baik saja setelah Hamas, faksi Palestina, yang berkuasa di Gaza menyerang Israel, 7 Oktober lalu. Ia dicap stres berat, karena gagal menjaga keamanan warganya.

Seperti dilansir Aljazeera dan Politico, Rabu (8/11/2023), pernyataan disampaikan PM Israel Ehud Olmert yang menjabat periode 2006 hingga 2009, dari Partai Kadima yang beraliran liberal.

Olmert, dalam wawancara dengan media terkemuka Politico berpendapat, Netanyahu sedang stres dan panik, karena berusaha menghindari pemecatan dari jabatannya. Dia dinilai gagal menjaga keamanan nasional Israel dari serangan Hamas sebulan lalu.

“Dia (Netanyahu) menciut. Dia hancur secara emosional, itu sudah pasti. Sesuatu yang buruk terjadi padanya,” ucap Olmert dalam wawancara tersebut.

Olmert juga menyebut Netanyahu kini menjadi bahaya bagi Israel. “Saya serius. Saya yakin Amerika memahami dia sedang dalam kondisi buruk,” ujarnya, merujuk pada Netanyahu.

Baca juga : Tim Evakuasi WNI Di Gaza Tiba Di Rafah, 3 Relawan Di RS Indonesia Pilih Bertahan

Lebih lanjut, Olmert menilai bahwa Israel saat kini menyimpang dari jalur strategisnya. Dia merujuk pada komentar Netanyahu baru-baru ini, yang menyebut Israel akan memikul ‘tanggung jawab keseluruhan’ atas keamanan Jalur Gaza untuk periode yang tidak terbatas, setelah perang melawan Hamas berakhir.

Menurut Olmert, pendekatan Netanyahu itu salah, karena sama saja kembali ke tahun 2005, ketika Israel menjalankan kekuasaan militer atas Jalur Gaza.

Sementara Mark Regev, penasihat senior Netanyahu mengatakan, bahwa Israel tidak akan menduduki kembali Gaza, namun hanya berencana menjaga keamanan di wilayah tersebut.

“Ketika ini selesai dan kami telah mengalahkan Hamas, sangat penting bahwa tidak akan ada kebangkitan kembali elemen teroris, kebangkitan kembali Hamas,” kata Regev kepada CNN.

Hal ini disampaikannya menyusul komentar Netanyahu Senin lalu, Israel akan tetap memikul tanggung jawab keamanan secara keseluruhan untuk jangka waktu yang tidak terbatas, setelah perang melawan Hamas berakhir.

Boikot Produk Israel

Baca juga : Teriakan Presiden Turki Saat Ikut Demo Dukung Palestina, Israel Penjahat Perang!

Di saat yang sama, Parlemen Turki memboikot beberapa perusahaan yang terafiliasi dengan Israel. Produk-produk itu akan dihilangkan dari kafetaria di lingkungan parlemen Turki.

“Produk perusahaan yang mendukung Israel tidak akan dijual di fasilitas di parlemen, seperti restoran, kafetaria, dan kedai teh,” tulis keterangan resmi parlemen Turki.

Keputusan itu disahkan Ketua Parlemen Turki, Numan Kurtulmush dengan tujuan mendukung masyarakat dalam memboikot produk dari perusahaan yang secara terbuka menyatakan dukungan mereka terhadap kejahatan perang Israel.

“Kami juga akan membuang barang-barang yang telah kami beli,” ujar Kurtulmush.

DPR Turki tidak merinci merk mana yang terkena tindakan ini. Mengutip sumber, daftar produk yang diboikot yakni Coca Cola dan Nestle. Namun kedua perusahaan dimaksud belum memberikan tanggapan resmi atas langkah parlemen Turki tersebut.

Baca juga : Pep Proklamirkan Roberto De Zerbi

Pemerintah Turki dengan tegas mengkritik pengeboman Israel terhadap Jalur Gaza dan dukungan Barat untuk Israel. Selama sebulan terakhir, Israel terus membombardir Jalur Gaza untuk merespons serangan mengejutkan Hamas 7 Oktober lalu.

Menurut otoritas Israel, sekitar 1.400 orang yang sebagian besar warga sipil tewas akibat serangan Hamas. Para pejabat Tel Aviv juga menyebut lebih dari 240 orang, yang tidak hanya terdiri atas warga sipil dan tentara Israel tapi juga warga negara asing, disandera oleh Hamas dan dibawa ke Jalur Gaza.

Sementara laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas menyebut, lebih dari 10.300 orang, sebagian besar warga sipil dan nyaris separuhnya anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel.

Ratusan ribu warga Turki turun ke jalanan beberapa waktu terakhir untuk memprotes serangan Israel terhadap Jalur Gaza. Protes untuk Israel juga marak disampaikan via media sosial.

Sebelumnya, serikat pelabuhan di Barcelona, Spanyol juga mengumumkan tidak ada material militer yang boleh dimuat atau dibongkar selama perang berlanjut. Tindakan serupa juga dilakukan di Belgia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.