Dark/Light Mode

Indonesia-Singapura Sepakati Kerangka Kerja Manajemen Wilayah Udara

Rabu, 9 Oktober 2019 11:48 WIB
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong bertemu di Singapura, Selasa (8/10).
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong bertemu di Singapura, Selasa (8/10).

RM.id  Rakyat Merdeka - Singapura dan Indonesia menyetujui kerangka kerja untuk membahas dua masalah bilateral mengenai manajemen wilayah udara dan pelatihan militer.

Kesepakatan itu tercapai saat Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong bertemu di Singapura, Selasa (8/10). Kedua pemimpin negara telah menginstruksikan menteri dan pejabat mereka untuk menindaklanjuti dengan negosiasi rinci berdasarkan kerangka kerja yang telah disetujui. Kerangka kerja itu diharapkan dapat menghasilkan perjanjian dan diimplementasikan pada waktu yang tepat.

"Kerangka kerja ini mengakui bahwa kepentingan inti dan hak-hak kedua negara harus diakui dan dihormati. Dan bahwa Indonesia dan Singapura harus menegosiasikan kesepakatan tentang dua masalah ini yang tahan lama dan untuk jangka panjang," kata Perdana Menteri Lee Hsien Loong sebagaimana dilansir Straits Times.

Pernyataan itu disampaikan PM Lee dalam keterangan pers bersama Presiden Jokowi setelah keduanya bertemu pada Leader’s Retreat di Singapura, Selasa (18/10). Dalam pertemuan itu, kedua pemimpin membahas peningkatan hubungan bilateral dan berbagai bidang kerja sama, termasuk hubungan antar-warga, konektivitas dan kolaborasi pertahanan.

Baca juga : Dua WNA Singapura Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Impor Limbah Tanpa Izin

Kedua pemimpin juga memberikan informasi terkini tentang isu-isu Wilayah Informasi Penerbangan (FIR) atas Kepulauan Riau, yang saat ini dikelola oleh Singapura, dan pelatihan militer sesuai dengan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (Unclos).

Indonesia berusaha mengambil kembalinya wilayah udara yang telah dikelola pengontrol lalu lintas udara Singapura selama beberapa dekade di bawah pengaturan internasional untuk memastikan keamanan penerbangan. PM Lee mengatakan, para menteri dan pejabat dari kedua negara telah mengadakan diskusi awal tentang masalah-masalah selama beberapa bulan terakhir, dan telah menyetujui suatu kerangka kerja, menguraikan prinsip-prinsip inti dan pertimbangan mengenai masalah tersebut.

Dia menambahkan, kerangka  kerja menawarkan dasar yang kuat dan komprehensif untuk mencari solusi bagi kedua masalah, secara terpisah tetapi bersamaan. Presiden Jokowi menerima kerangka kerja negosiasi yang diusulkan PM Lee tersebut.

"Indonesia menghormati posisi Singapura, yang memahami keinginan Indonesia untuk mengawasi wilayah udaranya sendiri. Tim teknis kami telah memulai negosiasi, kami mendorong negosiasi agar cepat dicapai dengan hasil nyata," jelas Jokowi.

Baca juga : Gandeng ILUNI UI, Menaker Kembangkan Pelatihan Vokasi dan Wirausaha

Di satu sisi Indonesia ingin Singapura menghormati kedaulatan Indonesia atas wilayahnya, termasuk perairan teritorialnya, perairan kepulauan, dan wilayah udaranya  dan untuk memahami keinginan kuat Indonesia untuk menyelaraskan FIR secara tepat waktu yang sesuai dengan kedaulatan teritorialnya.

Sementara di sisi lain, Singapura ingin Indonesia untuk sepenuhnya menghormati dan mengakui hak Singapura untuk melakukan pelatihan militer di Laut China Selatan sesuai dengan Pasal 51 dan untuk memahami bahwa kepentingan Singapura termasuk kebutuhan Bandara Changi untuk sekarang dan masa depan.

Di bidang pertahanan, PM Lee mengatakan bahwa hubungan pertahanan kuat dan terus tumbuh dari kekuatan ke kekuatan. Dia mengutip kalender penuh latihan dan pertukaran antara lembaga pertahanan mereka, termasuk Latihan Safkar Indopura yang diadakan bulan lalu antara pasukan kedua negara, dan peringatan 20 tahun Latihan Camar Indopura, latihan pengawasan maritim udara bersama, diadakan antara angkatan udara.

Dia mengatakan, dia senang melihat kedua belah pihak memperdalam hubungan mereka, melalui latihan kontra-terorisme bersama dan melalui dukungan dari inisiatif ASEAN Our Eyes, sebuah platform yang dipimpin Indonesia untuk berbagi intelijen anti-terorisme.

Baca juga : Gandeng Malaysia Dan Singapura, RI Perkuat Perlindungan Pelayaran Di Selat Malaka

Untuk kerja sama lebih lanjut, Kementerian Pertahanan Indonesia (Kemhan) dan Kementerian Pertahanan Singapura (Mindef) sepakat untuk melembagakan Program Interaksi Kemhan-Mindef, sebuah mekanisme tahunan untuk dialog dan pertukaran bilateral. Inisiatif ini akan memungkinkan kementerian pertahanan kedua negara untuk secara teratur bertukar wawasan dan perspektif, dan memperkuat hubungan pertahanan bilateral.

Menurut Mindef, setelah serangkaian latihan kontra-terorisme bersama dari 2017 hingga tahun lalu, Angkatan Bersenjata Singapura dan TNI juga akan melakukan Latihan Lapangan Latihan anti-terorisme pada tahun 2020 di Indonesia. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.