Dark/Light Mode

Capim KPK Ini Serang Keberadaan Wadah Pegawai KPK

Rabu, 11 September 2019 18:44 WIB
Nawawi Pomolango (Foto: Istimewa)
Nawawi Pomolango (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Capim KPK, Nawawi Pomolango, mengkritisi keberadaan Wadah Pegawai (WP) KPK. Capim yang berpofesi hakim ini menganggap, keberadaan WP KPK melenceng dari aturan perundang-undangan terkait Aparatur Sipil Negara (ASN). 

"Saya setuju dengan ungkapan yang dipakai Wakil Ketua DPR, wadah pegawai ini sepertinya sudah di luar dari kebijakan ASN. Di luar konsep. Kita tidak punya konsep birokrasi seperti itu," kata Nawawi dalam fit and propert test, di Komisi III DPR, Senayan, Rabu (11/9).

Nawawi pun setuju dengan usulan agar pegawai KPK ke depannya berstatus ASN yang harus tunduk terhadap Undang-Undang dan tak ada yang bisa menentang kebijakan pemerintah. Menurut Nawawi, keberadaan Wadah Pegawai ini justru semakin membuat KPK tinggi hati dan semakin tak terkendalikan lantaran semua kebijakan pemerintah ditentangnya.

Baca juga : Capim KPK Ini Ingin Ubah Sistem OTT

"Bagaimana mungkin struktur birokrasi negara seakan-akan beroposisi dengan kebijakan politik pemerintah. Ketika dibentuk (KPK) 2002 seperti itu seakan di awang-awang, jadi mereka merasa seperti di awan-awan," ungkapnya.

Nawawi yang mengaku berpengalaman sebagai hakim tindak pidana korupsi juga menyoroti kelemahan rekrutmen penyelidik, penyidik, penuntut di KPK. Ia juga heran dengan adanya penyelidik ataupun penyidik independen, yakni di luar dari kepolisian. Padahal, katanya seorang polisi butuh waktu lama untuk menjadi penyidik.

"Bagaimana orang yang tidak punya background tindakan penyelidikan, penyidikan tiba-tiba disuruh melakukan tugas itu sedangkan di kepolisian berapa waktu untuk jadi penyidik," katanya.

Baca juga : KPK Perpanjang Masa Cegah Samin Tan ke Luar Negeri

Nawawi kemudian melihat kinerja pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK jalan di tempat bahkan menurutnya sempoyongan. Ia pun merasa gregetan sehingga membuatnya termotivasi untuk memimpin lembaga ini.

"Kalau saya lihat, KPK itu seperti treadmill. Kalau dari jauh kita lihat orang di treadmill itu seperti lari kencang, tapi sebetulnya cuma jalan di tempat," kata Nawawi.

Nawawi lantas memberikan pengandaian lain. Dia memberikan analogi KPK seperti orang yang pulang dugem dan sempoyongan. Pernyataannya ini didasari dengan indeks persepsi korupsi Indonesia yang dianggapnya tak signifikan. "KPK seperti orang yang pulang malam, dari dugem. Sempoyongan," ucap Nawawi. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.