Dark/Light Mode

Konflik Meluas, Pemerintah Siapkan Skema Pemulangkan WNI Dari Lebanon

Rabu, 27 Desember 2023 18:31 WIB
Menteri Luar Negeri Indonesia Menlu RI Retno Marsudi. (Foto: Ist)
Menteri Luar Negeri Indonesia Menlu RI Retno Marsudi. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mengatakan, pemerintah telah mempersiapkan skema pemulangan warga negara Indonesia (WNI) dari Lebanon. 

Rencana pemulangan WNI ini menanggapi konflik Palestina dan Israel yang semakin meluas di Timur Tengah.

Retno mengatakan strategi ini telah disusun oleh Direktorat Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri yang dipimpin Direktur Pelindungan WNI, Judha Nugraha.

Baca juga : Jamin Kelancaran Nataru, Pemprov Jateng Siapkan Posko Di Perbatasan Dan Terminal

"Pada saat sekarang, kita tidak tahu situasi yang berkembang akan seperti apa tetapi Pak Judha sudah mulai mempersiapkan strategi apabila situasi memburuk di perbatasan Israel-Lebanon yang berdampak terhadap warga negara Indonesia," kata Retno di Jakarta, Rabu (27/12/2023).

Pemulangan WNI atau repatriasi akan dilakukan jika situasi memburuk di perbatasan Israel dan Lebanon. 

Retno mengatakan ada sekitar 217 WNI di Lebanon. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan jumlah WNI yang ada di Gaza. Sehingga repatriasi perlu perencanaan yang matang.

Baca juga : Aksi Simbolik Mahasiswa Samarinda, Selamatkan Demokrasi Lawan Politik Dinasti

"Di kantong pak Judha sudah punya strategi saat situasi kemudian memburuk, jadi dari waktu ke waktu tidak hanya melihat situasi di Gaza tetapi juga dengan negara lain yang kemungkinan terdampak oleh situasi di Gaza," ujarnya.

Melansir CNN, Pakar Timur Tengah Christopher O'Leary memprediksi perang antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, yang berlarut-larut bisa meluas ke kawasan.
Situasi itu pun disebut-sebut semakin bikin Amerika Serikat waswas. Sejumlah pasukan hingga aset militer AS seperti kapal perang semakin menjadi incaran kelompok-kelompok milisi yang disebut disokong Iran.

Israel bersikeras menyatakan perang melawan Hamas bakal berlangsung selama berbulan-bulan meski sudah ditekan AS agar segera menurunkan tensi konflik.

Baca juga : PUPR Gandeng ESQ Siapkan Calon Pimpinan Masa Depan

Situasi itu pun disebut-sebut kemungkinan perang akan semakin liar tanpa bisa dikendalikan dan menyeret AS ke dalam pusaran perang yang berkobar.

AS bahkan mulai menyerang kantung-kantung milisi di Irak yang menewaskan sejumlah milisi Kataib Hizbullah.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.