Dark/Light Mode

AS Dan Israel Sewot

Yes! 3 Negara Eropa Akui Palestina Sebagai Negara

Jumat, 24 Mei 2024 06:20 WIB
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez (kanan) dan PM Irlandia Simon Harris menghadiri konferensi pers untuk membahas pengakuan negara Palestina, di Dublin, Irlandia pada 12 April 2024.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez (kanan) dan PM Irlandia Simon Harris menghadiri konferensi pers untuk membahas pengakuan negara Palestina, di Dublin, Irlandia pada 12 April 2024.

RM.id  Rakyat Merdeka - Norwegia, Irlandia dan Spanyol, Rabu (22/4/2024), memutuskan mengakui Palestina sebagai negara. Langkah tiga negara di Eropa ini membawa angin segar di saat kondisi Palestina yang terus dibombardir Israel. Namun, Amerika Serikat (AS) dan Israel, ngotot menolak keputusan ini.

Keputusan yang hampir bersamaan dari dua negara Uni Eropa dan Norwegia ini dapat menghasilkan momentum bagi pengakuan negara Palestina oleh negara-negara Uni Eropa lainnya, dan memacu langkah lebih lanjut di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), memperdalam isolasi Israel.

Palestina saat ini sudah diakui sembilan negara anggota Uni Eropa. Yaitu Bulgaria, Siprus, Republik Ceko, Hongaria, Malta, Polandia, Rumania dan Slowa­kia, serta Swedia. Sebanyak 140 dari 190 negara di PBBtelah mengakui negara Palestina.

Baca juga : Mobil Mercy SYL PakaiPelat Nomor Palsu Tuh

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden menegaskan kembali penolakannya terhadap pengakuan sepihak atas negara Palestina. “Yang bisa saya sampaikan, kami meyakini, satu-satunya cara Anda akan mencapai solusi dua negara yang bermanfaat bagi Israel dan Palestina adalah mela­lui negosiasi langsung antara kedua pihak,” terang Biden, melalui Penasihat Keamanan Nasional, Jake Sullivan, kepada wartawan di Gedung Putih.

Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga ikut bersungut-sungut mendengar kabar dari Eropa ini. Ia mengatakan, mengakui Palestina sebagai negara adalah hadiahbagi terorisme dan tidak akan membawa perdamaian. “Negara Palestina akan menjadi negara teroris, kami tidak akan menyetujui hal ini,” tegas Netanyahu.

Tekanan diplomatik terhadap Israel semakin meningkat seiringpertempuran dengan Hamas yang telah memasuki bulan kede­lapan, mulai 7 Oktober 2023.

Baca juga : Zoe Levana, Rela Menjadi Selingkuhan?

Majelis Umum PBBmemberikan suara dengan selisih yang signifikan pada 11 Mei lalu untuk memberikan “hak dan keistime­waan” baru kepada Palestina, sebagai tanda meningkatnya dukungan internasional untuk keanggotaan dengan hak suara penuh. Otoritas Palestinasaat ini berstatus sebagai pengamat.

Para pemimpin Spanyol, Irlandia, Malta dan Slovenia mengatakan Maret lalu, bahwa mereka sedang mempertimbangkanmengakui negara Palestina se­bagai kontribusi positif untuk mengakhiri perang.

Perdana Menteri (PM) Spanyol, Pedro Sanchez mengata­kan, Rabu, pengakuan ini tidak menentang siapa pun, juga tidak menentang rakyat Israel. “Ini adalah tindakan yang mendu­kung perdamaian, keadilan dan konsistensi moral,” kata Sanchez, dilansir Associated Press, Kamis (23/5/2024).

Baca juga : Bobby Gabung Gerindra, PDIP Legowo

Menteri Luar Negeri Norwegia, Espen Barth Eide, juga mengatakan, meskipun negaranya telah mendukung pendirian negara Palestina selama beberapa dekade, pengakuan itu adalah kartu yang bisa dimainkan satu kali.

“Dulu kami berpikir bahwa pengakuan akan datang di akhir sebuah proses. Sekarang kami telah menyadari bahwa pengakuan merupakan dorongan, sebagai penguatan dari sebuah proses,” tuturnya.

PM Norwegia Gahr Store mengatakan, pengakuan terhadap Palestina mengirimkan pesan yang kuat kepada negara-negara lain untuk mencontoh Norwegia, dan sejumlah negara Eropa lainnyauntuk mengakui negara Palestina.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.