Dark/Light Mode

Jumlah Pasien Covid-19 Di Singapura Melonjak

Masdalina Pane: Penggunaan Ruang ICU Masih Rendah

Rabu, 22 Mei 2024 07:40 WIB
Masdalina Pane, Ketua Kolegium Epidemiologi Indonesia.
Masdalina Pane, Ketua Kolegium Epidemiologi Indonesia.

RM.id  Rakyat Merdeka - Kendati sudah dianggap endemi oleh World Health Organization (WHO) dan berbagai negara, Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) terus bermutasi. Di Singapura, warga yang terjangkit Covid- 19 naik tajam.

Mengutip media setempat, Channel News Asia (CNA), penderita Covid-19 dari tanggal 5 hingga 11 Mei naik menjadi 25.900. Ini naik 90 persen dibandingkan 13.700 kasus pada pekan sebelumnya.

Penyebabnya adalah, varian baru Covid-19 yang bermutasi. Nama atau jenis varian baru itu adalah KP.1 dan KP.2. Turunan dari JN.1.

Baca juga : BKS Tancap Gas Garap Bus Listrik

Dalam rilis Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura, rata-rata rawat inap harian akibat Covid-19 juga meningkat, menjadi sekitar 250 dari 181 pada minggu sebelumnya.

Naiknya angka itu, membuat Kementerian Kesehatan Singapura mengambil langkah cepat guna memastikan kapasitas yang memadai di rumah sakit umum. Warga pun kembali diminta memakai masker.

“Kita berada di bagian awal gelombang yang terus meningkat,” Menteri Kesehatan Ong Ye Kung dikutip Strait Times, Selasa (21/5/2024).

Baca juga : Golkar Teruji Solid Dan Loyal

Menurutnya, gelombang ini akan mencapai puncaknya dalam dua hingga empat minggu ke depan, yang berarti antara pertengahan dan akhir Juni.

Bagaimana dengan Indonesia? Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian baru Covid-19 belum ditemukan di Indonesia.

Bagaimana untuk mencegahnya? Siti Nadia mengakui, sangat sulit membendung sub varian baru itu. “Sulit untuk mencegahnya,” kata dia.

Baca juga : RUU Penyiaran Bikin Resah

Menurut Ketua Kolegium Epidemiologi Indonesia, Masdalina Pane, varian baru itu belum berbahaya. Hal itu dilihat dari penggunaan ruang ICU yang rendah.

Tapi, bukan berarti diabaikan karena varian baru ini bisa berbahaya bagi mereka yang mempunyai komorbid (penyakit bawaan). “Prinsipnya, kita tetap harus memantau dan melakukan surveillance terhadap perubahan-perubahan Covid-19,” ujar dia.

Untuk lebih jelasnya, berikut wawancara dengan Masdalina Pane tentang hal tersebut.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.