Dark/Light Mode

4 Negara Gabung CPOPC

Soal Sawit, RI dan Malaysia Satukan Standar Internasional Bersama

Selasa, 19 November 2019 15:58 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) berjabat tangan dengan PM Malaysia, Mahathir Mohammad di Kantor Perdana Menteri, Petaling Jaya, Malaysia, Selasa (19/11) siang. (Foto: Istimewa)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) berjabat tangan dengan PM Malaysia, Mahathir Mohammad di Kantor Perdana Menteri, Petaling Jaya, Malaysia, Selasa (19/11) siang. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Empat negara dipastikan bergabung, melengkapi keanggotaan kelompok negara penghasil minyak sawit, Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC).

Keempat negara tersebut adalah Kolombia, Papua Nugini, Honduras, dan Nigeria.

Informasi ini disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, usai pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad di Kantor Perdana Menteri, Petaling Jaya, Malaysia, Selasa (19/11) siang.

Baca juga : Prabowo dan Dubes Malaysia Berbincang Soal Pertahanan

"Hal ini tentunya akan memperkuat posisi tawar CPOPC di kancah internasional. Terutama, dalam memerangi kampanye negatif terhadap sawit di Uni Eropa," ujar Airlangga.

Mantan Menteri Perindustrian ini juga mengungkapkan, Mahathir setuju untuk bersama-sama menangkis berbagai sentimen negatif terhadap perdagangan sawit Indonesia, dengan alokasi sumberdaya yang memadai.

"Kami juga akan bertukar informasi, terkait litigasi di WTO (Organisasi Perdagangan Internasional/World Trade Organization, Red). Kami akan menindaklanjuti rencana Uni Eropa, yang ingin menghapus penggunaan minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel pada tahun 2030," papar Airlangga.

Baca juga : Soal Sawit, India Minta Barter Sama Beras Dan Gula

Pada kesempatan yang sama, Airlangga juga mengatakan, Mahathir mengapresiasi upaya Indonesia dalam mempelopori penggunaan bahan bakar nabati jenis biodiesel 30 persen (B30) pada tahun 2020.

Pada tahun yang sama, Malaysia sudah bersiap menggunakan bahan bakar nabati jenis biodiesel (B20).

Awal 2020, Malaysia akan mewajibkan sertifikasi Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO) untuk memenuhi standar minyak sawit berkelanjutan. Sertifikasi ini sama dengan standar sustainabilitas RI, Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) Malaysia.

Baca juga : BMKG Imbau Warga Hindari Bangunan yang Rusak

"Intinya, Malaysia menyambut positif usulan Indonesia untuk menyatukan dan mengharmonisasikan standar international bersama," pungkas Airlangga. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.