Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Menyaksikan Geliat Kemajuan Negeri Singa Atlas (5)
Berziarah Ke Makam Ibnu Batutah
Jumat, 2 Agustus 2024 07:07 WIB
RM.id Rakyat Merdeka -
Laporan Muhammad Rusmadi dari Maroko
Pada 11-21 Juli 2024, diinisiasi Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko (PPIM), delegasi tujuh wartawan Indonesia melakukan liputan ke Kerajaan Maroko, termasuk wartawan Rakyat Merdeka & RM.id, Muhammad Rusmadi, untuk melihat langsung geliat kemajuan di Kerajaan Singa Atlas ini. Berikut laporannya:
Saat di Tanger, sebelum ke Tanger-Med, kami mampir atau berziarah ke makam Ibnu Batutah.
Baca juga : Tanger Med, Pelabuhan Raksasa Selemparan Batu Dari Spanyol
Ibnu Batutah (1304-1369) bernama asli Muhammad bin Batutah. Lengkapnya, Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah Al-Lawati At-Tanji bin Batutah. Ibnu Batutah sebenarnya berarti "anak itik". Jadi, menurut sebuah sumber, ini adalah panggilan kecil di keluarganya.
Sejatinya, Ibnu Batutah adalah seorang cendekiawan Muslim (ulama) asal Maroko, yang pernah berkelana ke berbagai pelosok dunia pada Abad Pertengahan. Tak kurang dari 30 tahun, dihabiskan Ibnu Batutah menjelajahi sebagian besar Dunia Islam dan banyak negeri non-Muslim. Mulai kawasan Afrika Utara, Tanduk Afrika, Afrika Barat, Timur Tengah, Asia Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Tiongkok.
Bahkan ada yang menilai, dia tercatat telah melakukan perjalanan lebih jauh dibanding penjelajah lain dalam sejarah pra-modern, dengan total jarak tempuh sekitar 117.000 km (73.000 mil).
Jarak ini melampaui Zheng He atau Cheng Ho (1371-1433/1435), seorang laksamana armada Tiongkok, penjelajah, diplomat, dan birokrat pada masa awal Dinasti Ming (1368-1644), yang telah menempuh sekitar 50.000 km (31.000 mil).
Baca juga : Dakhla, Surga Nan Sejuk Di Tengah Sahara
Atau Marco Polo (1254 - 1324), seorang pedagang, penjelajah, dan penulis Venesia yang melakukan perjalanan melalui Asia di sepanjang Jalur Sutra antara 1271 dan 1295, dan telah menempuh jarak tempuh 24.000 km (15.000 mil).
Dari penjelajahannya itu, Ibnu Batutah juga sempat mampir ke wilayah Asia Tenggara. Tepatnya pada 1345, dia menyinggahi Kesultanan Samudra Pasai, yang saat itu disebut Al-Jawa, di kawasan utara Pulau Sumatra, yang kini termasuk wilayah Provinsi Aceh.
Ibnu Batutah mencatat, penguasa Samudra Pasai saat itu adalah seorang Muslim saleh. Namanya, Sultan Mahmud Al-Malikul Zahir Jamaludin. Dia tercatat sebagai Raja ketiga Kerajaan Samudera Pasai. Memerintah dari 1326-1345.
Dalam gambaran Ibnu Batutah, meski sang sultan telah menaklukkan banyak kerajaan, namun tetap rendah hati. Itu dia gambarkan ketika sang raja menyambut rombongan Ibnu Batutah. Para tamunya dipersilakan duduk di atas hamparan kain, sementara Mahmud Malik Az Zahir, malah hanya duduk di tanah. Tanpa alas!
Baca juga : Maroko Punya Super Komputer Tercanggih
Ibnu Batutah juga mengaku takjub melihat kota besar yang sangat elok, dikelilingi dinding megah. Bahkan demi bisa sampai ke pusat kota, dia juga mencatat harus berjalan sekitar 4 mil mengendarai kuda dari pelabuhan.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya