Dark/Light Mode

Khotbah Jumat

Khamenei: Tangan Tuhan Sukseskan Serangan ke Pangkalan Militer AS

Jumat, 17 Januari 2020 20:32 WIB
Imam Khamenei memimpin salat Jumat di Teheran, Iran. (Foto AFP)
Imam Khamenei memimpin salat Jumat di Teheran, Iran. (Foto AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei melontarkan pernyataan berapi-api, mengecam negara-negara Barat ketika ia memimpin shalat Jumat di Teheran untuk pertama kalinya dalam delapan tahun.

Khamenei menyebut Amerika Serikat (AS) badut karena berpura-pura mendukung bangsa Iran tetapi ingin menancapkan belati beracun ke punggungnya.

Khamenei menekankan tidak akan tunduk pada tekanan AS meski terjadi pembunuhan jenderal top Negeri Mullah itu, Qasem Soleimani hingga insiden salah tembak pesawat penumpang maskapai penerbangan Ukraina.

Soleimani tewas dalam serangan pesawat tanpa awak milik AS di Irak pada 3 Januari lalu. Menanggapi pembunuhan Soleimani, Iran meluncurkan rentetan rudal balistik yang menargetkan pasukan AS di Irak, tanpa menyebabkan cedera serius.

Kemudian Kapten Bill Urban, juru bicara Komando Pusat AS mengatakan, meski tak ada anggota personel AS yang tewas pada serangan Iran 8 Januari di pangkalan udara Al Asad, beberapa dirawat dengan gejala gegar otak akibat ledakan dan masih dilakukan penilaian.

Baca juga : Menhub Pastikan Keamanan Pelayanan Kereta Api

Khamenei melalui khotbah Jumatnya mengatakan serangan rudal Iran terhadap sasaran Pangkalan AS di Irak menunjukan pihaknya memiliki dukungan dari Sang Pencipta.

"Fakta bahwa Iran memiliki kekuatan untuk memberikan tamparan kepada kekuatan dunia menunjukkan bantuan tangan Tuhan," ujar Khamenei dilansir Associated Press.

Namun kemudian, pasukan Garda Revolusi Iran keliru menembak jatuh pesawat penumpang Ukraina yang tak lama setelah lepas landas dari bandara internasional Teheran. Insiden itu menewaskan 176 penumpang di pesawat, sebagian besar warga Iran. Sedangkan 57 orang warga Kanada.

Pihak berwenang Iran menyembunyikan peran mereka dalam tragedi selama tiga hari. Malah menyalahkan kecelakaan pada masalah teknis.Warga yang menuntut tanggung jawab negara dalam insiden itu berunjuk rasa selama berhari-hari, yang berhasil dibubarkan pasukan keamanan.

Khamenei menyebut penembakan pesawat itu sebagai "kecelakaan pahit" yang menurutnya telah membuat Iran sedih sekaligus membuat musuh-musuhnya senang. Ia mengatakan musuh-musuh Iran telah memanfaatkan tabrakan itu untuk mempertanyakan Republik Islam, Garda Revolusi dan angkatan bersenjata.

Baca juga : Imbas Penembakan Pensacola, Pentagon Stop Pelatihan Militer Untuk Arab Saudi

Menteri Luar Negeri Ukraina Vadym Prystaiko mengatakan Jumat (17/1) negaranya menginginkan Iran untuk mengeluarkan dokumen resmi yang mengakui kesalahannya. Ukraina, Kanada, dan negara-negara lain yang warganya meninggal dalam kecelakaan itu menuntut Iran membayar kompensasi kepada keluarga korban.

Khamenei juga mengecam Inggris, Prancis dan Jerman sebagai badut-badut AS. Mencoba membawa Iran kembali ke kepatuhan dengan perjanjian nuklir 2015.

Iran mulai secara terbuka mengatakan bakal melanggar batas-batas aturan perjanjian tersebut setelah Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan dan mulai menjatuhkan sanksi. Setelah pembunuhan Soleimani, Iran mengatakan tidak lagi terikat perjanjian nuklir.

"Pemerintah-pemerintah yang hina ini sedang menunggu untuk membawa bangsa Iran bertekuk lutut," kata Khamenei. "Amerika, pemimpin Anda dan tuan Anda, tidak mampu membuat bangsa Iran bertekuk lutut. Anda terlalu kecil untuk membuat bangsa Iran bertekuk lutut,” ucap Khamenei.

Ribuan orang menghadiri salat Jum'at, sesekali memotong pidatonya dengan meneriakkan "Tuhan adalah yang terbaik!" Dan "Matilah Amerika!"

Baca juga : Kementan dan Trubus Sinergi Kembangkan Pertanian Nasional

Ada dugaan Khamenei memimpin salat Jumat untuk menggalang kebersamaan kembali bangsa Iran setelah unjuk rasa yang menunjukkan ketidakpercayaan kepada pemerintah. Apalagi Garda Revolusi lansung berada di bawah kepemimpinan Pemimpin Tertinggi Iran.

Khamenei selalu skeptis dengan perjanjian nuklir, dengan alasan bahwa Amerika Serikat tidak bisa dipercaya. Namun dia mengizinkan Presiden Hassan Rouhani, anggota keluarga moderat, membuat perjanjian dengan Presiden Barack Obama. Sejak Trump menarik diri, ia telah berulang kali mengatakan tidak ada negosiasi dengan AS.

Khamenei terakhir menyampaikan khotbah Jumat pada Februari 2012, ketika ia menyebut Israel "tumor kanker" dan bersumpah untuk mendukung siapa pun yang menghadangnya. Ia juga memperingatkan terhadap serangan AS terhadap Iran atas program nuklirnya, mengatakan AS akan rusak "10 kali lipat."

Khamenei telah memegang jabatan puncak negara itu sejak 1989 dan memiliki keputusan akhir tentang semua keputusan besar. Pemimpin berusia 80 tahun itu menangis di pemakaman Soleimani dan bersumpah melakukan pembalasan terhadap AS. Ribuan orang ke pemakaman Soleimani kata Khamenei adalah bentuk dukungan rakyat terhadap negara. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.