Dark/Light Mode

Tetap Waspada Coronavirus, Sebagian Perusahaan di China Sudah Kembali Beroperasi

Senin, 10 Februari 2020 17:09 WIB
Foto: SCMP
Foto: SCMP

RM.id  Rakyat Merdeka - Pasca libur Imlek, sejumlah industri penting di Beijing, China telah dipastikan kembali beroperasi pada Senin (10/2), setelah Pemerintah Kota mengingatkan pentingnya mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen untuk tahun ini.

Sedangkan sekolah dan universitas, masih diliburkan sampai ada pemberitahuan selanjutnya.

Berbagai opini untuk mencari pendekatan teraman dalam keputusan  back to business ini pun muncul, seiring makin tingginya angka kematian akibat wabah novel coronavirus.

Wang Bin, Deputi Direktur Jenderal Kementerian Perdagangan China mengatakan, pihaknya mendorong perusahaan-perusahaan di Negeri Tirai Bambu untuk melanjutkan bisnis, dengan persiapan matang di tengah wabah virus Corona.

Pemerintah pusat dan lokal terus berusaha menyeimbangkan kebutuhan untuk mengendalikan wabah, meningkatkan pasokan untuk petugas medis di garis depan, dan meminimalkan dampak bagi perekonomian.

Kabinet China telah memerintahkan pemerintah daerah, kementerian, dan perusahaan untuk membuat perencanaan yang menjawab semua persoalan yang muncul, agar kegiatan operasionalnya normal kembali. Tentunya, dengan tidak mengabaikan faktor risiko wabah coronavirus.

Baca juga : Wabah Corona Hambat Ekspor Manggis ke China, Kementan Alihkan ke AS dan Rusia

Jumat (7/2) malam, Wali Kota Beijing Chen Jining mengunjungi sejumlah perusahaan di Zhongguancun, yang merupakan pusat teknologi di distrik Haidian, untuk mengecek kesiapan perusahaan tersebut dalam menormalkan kembali kegiatan operasionalnya.

"Harus dipastikan normal secepatnya," ujar Chen, seperti dikutip South China Morning Post, Senin (10/2).

Di Shanghai, otoritas berwenang mengambil pendekatan fleksibel untuk memulai kembali kegiatan komersialnya.

"Perusahaan dapat meminta karyawan yang berasal dari daerah terdampak parah, untuk menunda rencananya kembali bekerja. Untuk sementara, posisi mereka bisa digantikan dengan yang lain, sesuai kebutuhan perusahaan," ujar juru bicara pemerintah, Minggu (9/2).

Selain itu, perusahaan juga dapat memberlakukan jam kerja yang fleksibel. Jika memungkinkan, boleh kerja dari rumah.

Tak kalah penting, perusahaan tersebut juga diminta untuk lebih memperhatikan ventilasi udara, dan menghindari penggunaan AC central. Demi menekan laju penyebaran coronavirus.

Baca juga : Bukan Cuma China, Singapura dan Jepang Juga Sudah Mulai Dihindari

Untuk mengantisipasi kembalinya gelombang massal pekerja, 16 pos pemeriksaan telah didirikan di pusat transportasi Hongqiao di pusat kota Shanghai, yang menghubungkan bandara dengan jaringan kereta api kecepatan tinggi antar kota, dan jaringan kereta bawah tanah lokal.

Di Shenzhen yang merupakan pusat manufaktur berteknologi tinggi di selatan China, di mana 65 persen populasinya (sekitar 8,2 juta jiwa) merupakan pekerja migran, pemerintah juga menyarankan untuk memberlakukan jam kerja fleksibel.

Namun, sejumlah perusahaan besar di Shenzhen telah mengumumkan, belum dapat memulai kegiatan operasionalnya pada Senin (10/2).

Foxconn, pabrikan kontrak yang memproduksi iPhone untuk Apple telah memberitahu karyawannya, agar jangan kembali bekerja untuk sementara.

"Kegiatan operasional di China, mengikuti rekomendasi pemerintah setempat. Sejauh ini, kami juga belum menerima permintaan dari konsumen untuk menyegerakan kegiatan operasional," demikian bunyi pernyataan Foxconn, seperti dilansir South China Morning Post, Senin (10/2).

Sejauh ini, pemerintah Shenzhen telah mengumumkan paket kebijakan untuk mendukung bisnis lokal, yang terkena dampak wabah coronavirus. Termasuk, pemotongan pajak dan pinjaman bersubsidi hingga 20 juta yuan ( 2,85 juta dolar AS), untuk memproduksi pasokan medis yang dibutuhkan untuk pengendalian wabah.

Baca juga : Angkasa Pura I Pulangkan Turis Cina Pakai Pesawat Carter Dari Bali

Di Guangzhou yang merupakan ibu kota provinsi Guangdong di selatan China, pihak berwenang berusaha untuk mengelola kebutuhan perusahaan, untuk kembali beroperasi. Sekaligus memupus kekhawatiran masyarakat terhadap penularan coronavirus, dengan menyiapkan langkah pengendalian wabah.

Terkait hal ini, bos Partai Komunis Guangzhou, Zhang Shuofu mengatakan, perusahaan dapat kembali operasi secara bertahap. Tentunya, dengan melakukan semua tindakan pencegahan, yang diperlukan untuk mencegah penularan.

Sekadar latar, bulan lalu,  Kabinet China telah mengumumkan perpanjangan tiga hari untuk liburan Tahun Baru Imlek sampai 3 Februari 2020 untuk menekan laju penyebaran coronavirus.

Namun, pihak berwenang di lebih dari 20 provinsi menundanya selang seminggu. Sampai Senin, 10 Februari 2020. Di Provinsi Hubei yang merupakan pusat wabah, libur Imlek diperpanjang hingga Jumat, 14 Februari 2020. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.