Dark/Light Mode

Tunda Pertemuan Lagi, PM Inggris Johnson Bisa Bikin Marah Trump

Jumat, 14 Februari 2020 11:22 WIB
Presiden Donald Trump (kanan) dan Perdana Menteri Inggris ketika menghadiri G7 di Biarritz, Prancis, Agustus 2019. (Foto Erin Schaff/The New York Times)
Presiden Donald Trump (kanan) dan Perdana Menteri Inggris ketika menghadiri G7 di Biarritz, Prancis, Agustus 2019. (Foto Erin Schaff/The New York Times)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berisiko meningkatkan ketegangan dan bikin marah Presiden Donald Trump gara-gara kembali  membatalkan perjalanan ke Amerika Serikat bulan depan.

Dilansir express.co.uk, Trump sangat ingin mewujudkan kesepakatan perdagangan antara AS dan Inggris sebelum ia memulai kampanye capres AS. Trump berencana memulai pembicaraan perdagangan dengan ke Gedung Putih.

Baca juga : Jokowi Keluhkan Perizinan Yang Masih Ruwet

Namun, Johnson Perdana Menteri sekarang menunda lagi kunjungannya setelah berulang kali. Selanjutnya, Johnson membatalkan pertemuan sampai Juni. Bulan tersebut saat pertemuan puncak G7 dijadwalkan berlangsung di Camp David, Maryland, AS.

Belum ada konfirmasi dari Kantor Perdana Menteri, Downing Street. Namun sumber dekat Downing Street menekankan, penundaan dilakukan agar PM lebih fokus pada penanganan agenda dalam negeri. Sumber itu juga menegaskan pembatalan itu tidak bermaksud mempermainkan Trump meskipun serangkaian pertikaian mewarnai keduanya. Buktinya, Johnson juga bakal membatalkan perjalanan dagang ke Australia dan Selandia Baru.

Baca juga : Pasca Putusan MK, APPI: Leasing Masih Bisa Tarik Kendaraan

Lebih lanjut, sekutu dekat Johnson juga membantah desas-desus bahwa keputusan itu gara-gara Johnson ingin tetap berada di sisi kekasihnya Carrie Symonds yang tak sehat.

Sebagaimana diketahui, Inggris juga mengharapkan kesepakatan dengan AS menjadi pencapaian terbesar dari pemisahannya dengan Uni Eropa. Kedua negara terpecah dalam beberapa masalah. Salah satu ketegangan muncul ke permukaan bulan lalu setelah Inggris mengizinkan Huawei terlibat dalam jaringan seluler 5G Inggris.

Baca juga : Tunjukkan Permusuhan, Ketua DPR AS Robek Naskah Pidato Trump

Kedua negara sekutu itu juga berselisih atas pajak layanan digital yang direncanakan Inggris, juga ancaman pemerintah AS untuk memperluas tarif komoditi serta soal nasib kesepakatan nuklir Iran. Dalam semua permasalahan itu, Inggris lebih punya ikatan dengan negara-negara Eropa.

Sebelumnya, media Inggris pada akhir Desember melaporkan bahwa Trump sudah mengundang Johnson untuk mengunjunginya Gedung Putih tahun ini. Trump mengatakan Inggris dan Amerika Serikat sekarang bebas untuk melakukan kesepakatan perdagangan baru "besar-besaran" pasca-Brexit.[MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.