Dark/Light Mode

Tanzania Lakukan Tes Covid-19 Pada Kambing dan Pepaya

Rabu, 6 Mei 2020 10:08 WIB
Presiden Tanzania John Magufuli. (Reuters/Sadi Said)
Presiden Tanzania John Magufuli. (Reuters/Sadi Said)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Tanzania John Magufuli menyebut alat penguji Covid-19 di negaranya abal-abal. Tuduhan itu dilontarkan setelah dilakukan tes yang menunjukkan hasil positif Covid-19 pada kambing dan pepaya.

Magufuli menduga ada kesalahan teknis pada alat penguji virus tersebut. Magufuli tidak memberi penjelasan dari mana ia membeli alat uji tersebut. Ia memerintahkan pasukan keamanan untuk menguji keakuratan alat uji virus dengan mengujicobakannya kepada barang secara acak. Barang yang dipilih untuk diuji termasuk pepaya, kambing, dan domba.

Sampel abal-abal ini kemudian diberi label nama dan usia layaknya diuji kepada manusia. Sampel tersebut kemudian dibawa ke laboratorium Tanzania untuk menjalani tes dengan peralatan yang didapat dari luar negeri. Pihak laboratorium Tanzania tidak tahu bahwa sampel tersebut bukan dari manusia.

Baca juga : China Ajak Indonesia Kembangkan Vaksin Covid-19

Setelah diobservasi ternyata hasilnya positif Covid-19. Magufuli kemudian menyimpulkan, ada kemungkinan warga yang dites, tidak mendapat hasil akurat karena menggunakan alat uji abal- abal tersebut.

“Ada sesuatu yang terjadi di sini. Sudah saya bilang kalau kita tidak seharusnya menerima bantuan dari negara asing begitu saja. Belum tentu bantuan itu baik untuk negara kita,” ujar Magufuli.

Kini, ia justru ingin memberi warganya obat herbal yang diklaim Presiden Madagaskar Andry Rajoelina bisa menangkal Covid-19. “Saya sudah berkomunikasi dengan Madagaskar. Mereka punya obatnya. Kita akan kirim pesawat ke sana dan membawa obat itu ke sini agar warga Tanzania bisa merasakan kha- siatnya,” ujar Magufuli dalam pidatonya dikutip Asia One.

Baca juga : Gayus Tambunan Dikabarkan Meninggal Di Papua, Kemenkumham: Hoaks

Obat herbal ini merupakan campuran dari beberapa bahan tradisional, namun belum menjalani uji coba ilmiah. Obat tersebut belum tentu memberikan khasiat seperti yang diklaim pihak Madagaskar.

Jumlah kasus infeksi di Afrika dilaporkan sangat kecil jika dibandingkan dengan Amerika Serikat, Asia dan Eropa. Diduga karena uji coba yang masih minim. Diperkirakan hanya ada 500 alat uji virus corona untuk setiap 1 juta orang di Afrika. Angka ini sangat kecil jika dibandingkan dengan negara lain.

Sebelumnya, Pemerintahan Tanzania mendapat cibiran masyarakat karena dianggap menutup-nutupi info penyebaran virus corona. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.