Dark/Light Mode

Program KBRI Stockholm

Masak Sehat Selama Berpuasa 18 Jam di Skandinavia

Senin, 11 Mei 2020 06:00 WIB
Program KBRI Stockholm Masak Sehat Selama Berpuasa 18 Jam di Skandinavia

RM.id  Rakyat Merdeka - Pada akhir pekan ini, Kedutaan Besar Republik Indonesia/KBRI Stockholm memfasilitasi kegiatan masak memasak yang diinisiasi WNI di Swedia, yaitu Tim "2AnakRantau", Connie Paloma dan Stanley Setiawan. 

Kegiatan live cooking demo dan diskusi virtual berjudul, "Masak Sehat Selama Berpuasa 18 Jam di Skandinavia". Acara dibuka dengan sambutan dari Duta Besar RI untuk Swedia merangkap Latvia, Bagas Hapsoro.

Bertindak selaku narasumber adalah Yoocy Teintang, chef; Resthie Rachmanta, dokter dan ahli nutrisi; dan William Wongso, pakar kuliner. Kegiatan ini untuk memberi inspirasi memasak sederhana namun bernutrisi tinggi dalam masa puasa bagi para WNI yang tinggal di Swedia dan negara Skandinavia lainnya.

Baca juga : KBRI Stockholm Jemput Bola Pelayanan WNI di Tengah Pandemi Covid-19

Pada sambutan pembukaannya, Bagas Hapsoro mengatakan, kegiatan berpuasa merupakan ibadah yang wajib dilakukan umat Muslim. Dan kini di Swedia sudah masuk dalam waktu puasa selama 18 jam. Apalagi keadaan sekarang ini yang ditambah dengan adanya pandemi, tentunya semakin memberatkan ibadah puasa.

"Oleh karena itu, asupan nutrisi dari makanan, khususnya makanan sahur dan berbuka, harus sangat baik. Namun demikian, saya juga mengetahui keterbatasan kita untuk memasak sesuatu yang kompleks. Masakan itu harus sederhana, namun memiliki nutrisi yang baik, agar kita kuat menjalani Ibadah puasa hingga 18 jam atau bahkan lebih," ujar  Bagas.

Pada kegiatan memasak, Chef Yoocy memilih menu berbuka, yaitu sup ayam dan nasi ayam hainan. Sedangkan untuk menu sahur dipilih fritata dengan daun kale dan ikan asap.

Baca juga : Tiga KBRI di Eropa Fasilitasi Kepulangan 18 WNI dari Polandia

"Ini menu yang cukup mudah ditemukan bahan-bahannya karena dapat ditemui di banyak toko asia di negara-negara Eropa. Selain itu, menu tersebut bisa dihidangkan bersama nasi putih dan salad, cocok dengan lidah kita orang Indonesia," terang Yoocy.

Resthie menambahkan,d ayam, seperti dalam menu nasi ayam hainan ini memiliki kandungan protein yang baik dan cukup memberikan nutrisi dalam hari-hari berpuasa. "Rule of thumb-nya, ayam sebagai lauk harus mencapai 1/4 dari ukuran piring makan yang digunakan, tapi jangan makan kulitnya. Kalau makannya seperti itu, akan mendapatkan manfaat dan nutrisi daging ayam tersebut," ujar Resthie.

"Kalau untuk nurunin berat badan, cara gampangnya adalah dalam 1 piring makan, sayur harus mendominasi, kedua terbanyak harus protein, dan karbohidrat seperti nasi harus paling sedikit," tambah Resthie.

Baca juga : Program PKT Diperkirakan Serap Jutaan Tenaga Kerja Per Hari

Dalam kegiatan live cooking ini, sembari Yoocy memasak, William Wongso juga menjelaskan asal usul dan latar masakan tersebut. Pakar kuliner senior ini juga memberikan arahan dan masukan dalam memasak dan juga usulan-usulan penggunaan bumbu dan cara memasak.

"Di masa sekarang ini, ketika masa puasa, bahkan sekarang di tengah-tengah masa pandemi, saya selalu sampaikan kepada ibu-ibu agar jangan fokus dengan resep. Fokuslah dengan membuat stok bumbu, seperti bumbu kuning, merah, dan lain-lain. Kalau sudah ada bumbunya, mau masak apa tinggal dicocokan dengan pilihan lauk yang tersedia, baik itu ayam, daging, maupun ikan," tutur William.

Kegiatan ini diikuti sejumlah WNI yang tinggal di Swedia, negara-negara Skandinavia dan Eropa lainnya, bahkan yang tinggal di Indonesia. Kegiatan semacam ini dipandang baik untuk terus dilakukan untuk menjalin silaturahmi dan komunikasi dengan WNI di Swedia dan Latvia dalam masa pandemi Covid-19. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.