Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Demo Bela George Floyd Menggema Hingga Eropa

Selasa, 2 Juni 2020 06:00 WIB
Para demonstran meneriaki aparat dalam unjuk rasa di Hennepin County, Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat. (Foto Zachary Boyden-Holmes/Des Moines Register)
Para demonstran meneriaki aparat dalam unjuk rasa di Hennepin County, Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat. (Foto Zachary Boyden-Holmes/Des Moines Register)

RM.id  Rakyat Merdeka - Demonstrasi dan gerakan menentang kekerasan serta diskriminasi bersifat rasial di Amerika Serikat (AS) merembet hingga ke Eropa.

Ratusan orang dilaporkan mengikuti aksi solidaritas untuk mendiang George Floyd. Demo dilakukan di London, Inggris dan Berlin, Jerman, Minggu (31/5).

Pendemo yang datang dari berbagai kalangan ini memprotes tindakan tidak manusiawi yang dialami Floyd di Minneapolis. Ia tewas setelah seorang polisi berlutut di lehernya.

Baca juga : Belajar Dari `George Floyd`

Para pendemo di London melakukan aksi berlutut di Trafalgar Square dan bersorak “tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian.”

Diberitakan Reuters, Senin (1/6), demonstran ini juga memutari gedung parlemen sebelum melakukan long march ke Kedubes AS di London. Tidak ada insiden huru-hara dalam aksi di London. Namun, sejumlah orang ditahan polisi karena dinilai melanggar aturan jaga jarak selama melakukan aksi. Dua orang juga ditahan karena ingin menyerang polisi pengamanan.

Sementara, ratusan orang lain juga berdemo di depan Kedubes AS di Berlin, Jerman. Mereka membawa spanduk berbunyi “keadilan untuk George Floyd”, “berhenti bunuh kami” dan “leher siapa lagi.”

Baca juga : Maia Berduka, Tantenya Meninggal Kena Corona

Rentetan demo dan kerusuhan selama tiga hari terakhir menyusul kematian sejumlah warga kulit hitam dalam beberapa waktu terakhir di AS. Demonstrasi kali ini dipicu kematian Floyd yang tewas akibat kehabisan napas setelah anggota polisi menekan lehernya dengan lutut dalam proses penangkapan.

Demonstrasi pertama kali pecah di Minneapolis, Minnesota, sehari setelah kematian Floyd, Senin (25/5). Sejak itu unjuk rasa serupa yang menuntut keadilan atas kematian Floyd juga bermunculan di Danver, New York, Oakland, hingga ibu kota AS, Washington DC dan sempat membuat Gedung Putih terkunci.

Kerusuhanpun tak terhindarkan selama demonstrasi. Massa melakukan pembakaran sebuah kantor polisi di Minneapolis. Penangkapan pengunjuk rasa, hingga penembakan terhadap tujuh demonstran di Louisville, Kentucky, mewarnai unjuk rasa solidariras atas Floyd.

Baca juga : Cedera, Gbamin Menepi Hingga Akhir Musim

Namun, kematian Floyd bukan satu-satunya pemantik amarah warga. Kemarahan itu bisa jadi akumulasi dari krisis akibat Covid-19. Yang mayoritas jadi korban warga kulit hitam.

Insiden Floyd terjadi tak lama setelah dua warga kulit hitam AS lainnya tewas. Ahmaud Arbery (25) tewas pada 23 Februari lalu setelah ditembak dua pria kulit putih ketika dirinya tengah lari pagi di lingkungan rumahnya di Brunswick, Georgia.

Beberapa pekan setelah kematian Arbery, perempuan kulit hitam bernama Breonna Taylor tewas akibat tembakan aparat saat merazia gedung apartemennya Maret lalu. Teknisi tim darurat medis itu tewas ditembak petugas polisi yang menerobos apartemennya ketika tengah tertidur lelap. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.