Dark/Light Mode

Bantah Lakukan Serangan Siber, China Sebut Australia Lebay

Sabtu, 20 Juni 2020 15:05 WIB
Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Juru bicara Kemenlu China Zhao Lijian
Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Juru bicara Kemenlu China Zhao Lijian

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Luar Negeri China membantah jadi dalang serangan siber yang menyasar Australia. Tuduhan yang dilempar Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, Jumat (19/6), disebut terlalu berlebihan dan tidak ada bukti.

Tanpa menyebut negara yang dia tuduh, PM Morrison mengungkapkan bahwa ada oknum negara yang meluncurkan serangan siber.

Pengungkapan itu muncul setelah Reuters melaporkan bahwa Canberra pada Maret tahun lalu menetapkan China sebagai pihak yang bertanggung jawab atas peretasan terhadap parlemen Australia. 

Baca juga : Menperin Targetkan PMI Industri Naik Lagi

Australia tidak pernah secara terang-terangan menyebutkan dari mana sumber serangan tersebut dan China menolak menyatakan bertanggung jawab.
Tuduhan ini kembali dikoar-koarkan Australian Strategic Policy Institute (ASPI) dan didukung oleh PM Morrison.

Juru bicara Kemlu China Zhao Lijian menyebut negaranya tidak pernah melakukan apapun yang dituduhkan Negeri Kanguru.

"Semua tuduhan ini berlebihan, dibuat-buat dan sengaja diciptakan untuk menciptakan sentimen anti-China," ujar Zhao dikutip AAP, Sabtu (20/6). Dia menambahkan ASPI sengaja membuat tuduhan untuk memojokkan China.

Baca juga : Bukan Dengan BTS, Melly Goeslaw Ingin Kolaborasi Bareng Gummy

Direktur Eksekutif Peter Jennings menyebut ada 95 persen kemungkinan bahwa Australia tengah diserang lewat siber oleh China.

"Negara lain mungkin juga punya kemampuan meretas. Tapi tidak bisa meretas seluas yang dilakukan China ini," ujar Jennings kepada AAP.

Dia menyebut China sangat tertarik mengetahui bagaimana pemerintahan dan kegiatan bisnis Australia berjalan. China juga disebut ingin tahu proses pembuatan keputusan oleh pejabat-pejabat penting Australia.

Baca juga : RI Ekspor Perdana Ikan Tenggiri Dan Layur Ke China Saat Pandemi

ASPI menyebut semua lapisan mulai dari pemerintahan, sektor , politik, pendidikan, kesehatan hingga layanan dasar publik juga menjadi sasaran peretasan.

Tuduhan ini mencuat di tengah hubungan Canberra-Beijing yang memburuk. Australia, sekutu Amerika Serikat, memiliki hubungan yang renggang dengan mitra dagang terbesarnya, China, Ini lantaran Australia mendesak dilakukan penyelidikan soal asal mula penyebaran Covid-19, yang pertama kali dilaporkan muncul di Kota Wuhan, China tengah, Desember tahun lalu. [DAY]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.