Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Di Laut China Selatan

Amerika Terus Kompori China

Minggu, 5 Juli 2020 05:21 WIB
Perseteruan Amerika vs China (Foto: Istimewa)
Perseteruan Amerika vs China (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Amerika Serikat (AS) terus kompori China di Laut China Selatan (LCS). Yang terbaru, Negeri Paman Sam itu mengerahkan dua kapal induk dan sejumlah kapal perang ke wilayah sengketa tersebut.

“Grup Tempur USS Nimitz dan USS Ronald Reagan akan ikut serta dalam operasi di Laut Filipina dan Laut China Selatan,” ujar juru bicara Seventh Fleet AS, Joe Jeiley, seperti dikutip CNN News, Jumat (2/7).

Ditanya alasan mengirim kapal induk ke Laut China Selatan, Jeiley memastikan rencana ini tak ada kaitannya dengan politik maupun peristiwa dunia saat ini. 

Baca juga : Demokrasi di Jalan Gelap

Menurutnya, pengerahan kapal induk semata-mata untuk melatih fleksibilitas para personel Angkatan Laut AS dalam menanggapi situasi di kawasan. “Kehadiran dua kapal induk ini untuk peningkatan kapabilitas yang merupakan salah satu dari banyak cara AS untuk meningkatkan keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan di Indo-Pasifik,” tutur Jeiley.

Berdasarkan laporan CNN News, latihan ini sudah direncanakan sejak lama. Tapi, jadwalnya bersamaan dengan China yang melakukan latihan di Kepulauan Paracel. AS sendiri telah meminta China agar menghentikan latihan militer tersebut karena dianggap dapat membuat kawasan semakin tidak stabil. 

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menegaskan, latihan militer yang dilakukan militer Xi Jinping di LCS  sangat provokatif. “Kami menentang klaim Beijing yang tidak berdasarkan pada hukum,” ujar Pompeo di akun twitter @SecPompeo, Jumat (3/7).

Baca juga : Danny Pomanto Bakal Duel Lawan Dinasti Yasin Limpo

Pemerintah AS menilai, latihan militer yang dilakukan China merupakan sikap kesewenang-sewenangan. China dinilai ingin menegaskan klaim maritim terhadap sengketa Laut China Selatan. Padahal itu melanggar hukum dan merugikan negara-negara Asia Tenggara yang turut punya kuasa di wilayah itu.

“Latihan militer China itu menyalahi  kesepakatan Bangkok dengan negara  ASEAN yang tertuang dalam deklarasi perilaku atau Declaration of Conduct  (DoC) 2002 terkait Laut China Selatan,” ujar pemerintah AS.

AS mendesak semua pihak untuk  menahan diri dan tidak melakukan  kegiatan militer yang dapat memantik perselisihan. “Kami akan terus memantau kegiatan militer China di Laut China Selatan,” ancamnya.

Baca juga : Harus Agresif di Hulu, Harus Agresif di Hilir

Di sisi lain, otoritas China menampik telah membuat kegaduhan karena  menggelar latihan di wilayah Kepulauan Paracel. China mengklaim Kepulauan Paracel merupakan bagian dari Kepulauan Xisha yang masih  berada di teritorialnya. “Kepulauan Xisha adalah wilayah  tak terpisahkan dari China. Latihan  militer China di lautan dekat Kepulauan Xisha berada dalam kedaulatan kami  dan tidak dapat ditegur,” jelas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China,  Zhao Lijian seperti dilansir Reuters, Jumat (3/7).

Dia menyinggung keberadaan negara-negara non-kawasan Asia yang menggelar latihan militer di Laut China  Selatan. Meski begitu, dia tidak menyebut langsung nama negaranya. Namun banyak pihak menerjemahkan sindiran China ditunjukan untuk AS  karena melakukan banyak operasi kebebasan navigasi. Misalnya, AS mengirim kapal perang ke Laut China  Selatan dengan alasan akses bebas untuk saluran laut internasional.

“Penyebab mendasar untuk instabilitas di LCS adalah aktivitas militer skala besar dan aksi pamer kekuatan oleh beberapa negara non-kawasan  yang terletak puluhan ribu mil jauhnya,” sindirnya. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.