Dark/Light Mode

Saat Kyai Nanya Uang Triliunan

Selasa, 23 Juni 2020 04:31 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Ini pertanyaan “sederhana”. Pertanyaan khas rakyat. Pertanyaannya seputar anggaran Corona yang jumlahnya mencapai Rp 677 triliun lalu membengkak menjadi Rp 695,2 triliun.

Pertanyaannya begini: “Kemana ya uang 405 T yg skrng naik 667 T. Ini anak2 santri mau balik ke pesantren harus rapid tes masih bayar. Lah anak saya minggu lalu mau ke Malang utk lulusan sekolahnya, di Airport Halim harus rapid tes Bayar 400 rb. Bener nih serius nanya kemana uang kita sebanyak itu ya?”

Tentu saja ini pertanyaan serius. Pertanyaan yang mengandung keresahan itu diajukan Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia, Cholil Nafis, lewat akun twitter pribadinya, kemarin.  

Baca juga : Bintang Emon dan GSMPP

Pertanyaan Kyai Cholil yang juga menjabat Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat ini, juga menjadi pertanyaan rakyat umumnya. Walau terkadang tak bisa membayangkan berapa banyaknya ratusan triliun itu, rakyat tetap memantau.

Melihat pergerakan anggaran yang sangat dinamis, yang pertambahannya triliunan, wajar kalau ada yang mempertanyakan dan menuntut keseriusan penggunaannya.

Pertanyaan ini perlu dijawab oleh Kementerian Keuangan atau Kementerian Kesehatan. Para pengawas seperti aparat hukum, Komisi Pemberantasan Korupsi, Badan Pemeriksa Keuangan, juga perlu menjawab dan menindaklanjuti secara serius.

Baca juga : Tom and Jerry Rukun, Agus: Alhamdulillah

Jangan seperti program Kartu Prakerja misalnya, setelah berjalan beberapa tahap, baru mendapat perhatian serius dari aparat hukum, termasuk KPK. Evaluasinya bisa dikatakan agak telat.

Di tengah pandemi Corona dan krisis yang menyertainya, rakyat perlu penjelasan dan jawaban memuaskan. Perlu keseriusan. Kasus melonjaknya tagihan listrik misalnya, walau sudah dijawab oleh PLN, sampai sekarang masih tetap menjadi tanda tanya.

Rakyat butuh kejelasan. Bukan jawaban menggantung. Di tengah kondisi sekarang, kepercayaan rakyat perlu ditumbuhkan. Jangan sampai ada kegaduhan. Kondisi serba sulit ini, semuanya serba sensitif.

Baca juga : `Juara` Asean dan New Banal

Pertanyaan rakyat yang diwakili Cholis Nafis, juga menjadi cambuk sekaligus peringatan supaya para pemegang otoritas tidak main-main dengan uang rakyat. Peringatan dan pertanyaan ini supaya semuanya tepat sasaran. Tidak melenceng.

Peringatan ini, juga untuk menghindari adanya kasus hukum di kemudian hari, walaupun ada pasal “imunitas” untuk penggunaan anggaran Corona. Jangan terlena dengan pasal “imunitas” ini. Jangan sampai ada kasus new-BLBI.

Pertanyaan Cholil Nafis itu, bisa menjadi pertanyaan abadi yang bisa diajukan sekarang, juga nanti. Kapan pun. Karena itu, pesan klasik perlu selalu disampaikan: berhati-hatilah, rakyat tetap mengawasi. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.