Dark/Light Mode

Asap Ngebul Di Kantor Konsulat China

AS Minta China Tutup Konsulnya Di Houston Segera

Kamis, 23 Juli 2020 12:28 WIB
Unit pemadam kebakaran diterjunkan, setelah adanya kepulan asap dari dalam kantor Konsulat Jenderal China di Houston, Amerika Serikat. Diduga, sejumlah dokumen dibakar di dalam area gedung tersebut. (Photo: Mark Mulligan/Staff Photographer)
Unit pemadam kebakaran diterjunkan, setelah adanya kepulan asap dari dalam kantor Konsulat Jenderal China di Houston, Amerika Serikat. Diduga, sejumlah dokumen dibakar di dalam area gedung tersebut. (Photo: Mark Mulligan/Staff Photographer)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hubungan Amerika Serikat dengan China makin hari makin memanas. Sebagai dampak buruk hubungan kedua Negara ini, kantor konsulat China di Houston, AS diperintahkan tutup dalam waktu 72 jam.

Peringatan itu diberikan di tengah tuduhan aksi mata-mata yang dilakukan China. Jelas, hubungan Washington-Beijing berada di posisi terendah. Diberitakan Reuters, Kamis (23/7) Departemen Luar Negeri AS pada Rabu (22/7) mengatakan, konsulat China di Houston ditutup, demi melindungi kekayaan intelektual Amerika dan informasi pribadi AS.

Saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ditanya, apakah dia bakal menutup kantor perwakilan China lainnya yang ada di Negeri Paman Sam itu, Trump dengan tenang mengatakan, kemungkinan tersebut ada.

"Kami menganggap ada api di salah satu konsulat yang kami tutup. Saya rasa, mereka membakar dokumen, atau membakar kertas. Saya pun bertanya-tanya, ada apa dengan ini semua," ujarnya.

Baca juga : Akhirnya, Trump Minta Rakyat Amerika Pakai Masker

Semalam di Houston, petugas pemadam kebakaran pergi ke konsulat China setelah asap terlihat keluar dari gedung tersebut. Dua pejabat pemerintah AS mengatakan, mereka memiliki informasi bahwa ada dokumen yang sedang dibakar di sana. Namun Kementerian Luar Negeri China mengatakan, konsulat itu beroperasi secara normal.

Kementerian Luar Negeri China juga mengatakan, Washington tiba-tiba mengeluarkan permintaan menutup konsulat pada Selasa (21/7) dan menyebutnya sebagai "eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mencuitkan, bahwa Kedutaan Besar China di Washington telah menerima "ancaman bom dan kematian". Karena "noda dan kebencian" yang dikipasi oleh pemerintah AS. "AS harus mencabut keputusannya yang salah. China pasti akan bereaksi dengan tindakan tegas," ancamnya.

Sumber Reuters di China menyebut, penguasa Partai Komunis di Beijing sedang mempertimbangkan untuk menutup konsulat AS di pusat kota Wuhan sebagai balasan. Para pakar China yang berbasis di AS juga menyebut Beijing juga dapat memilih menargetkan konsulat yang lebih penting di Hong Kong, Shanghai atau Guangzhou, sesuatu yang dapat merugikan bisnis Amerika.

Baca juga : Kreatif, Guru SD di China Minta Siswa Pakai Topi Ala Dinasti Song

Richard Grenell, yang baru-baru ini menjabat sebagai Penjabat Direktur Intelijen Nasional AS menyarankan, Amerika Serikat dapat menutup konsulat China di San Francisco, yang merupakan pusat kegiatan teknologi AS.

"Ini imbauan untuk penutupan. Saya akan melakukan di kedua tempat (Houston dan San Fransisco),” katanya kepada Reuters melalui pesan singkat.

Langkah Houston datang menjelang pemilihan presiden AS November, di mana Trump dan saingan Demokratnya, Joe Biden, sama-sama berusaha terlihat tegas dalam menghadapi China.

Berbicara pada kunjungan ke Denmark, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo kembali mengulangi tuduhan tentang pencurian China atas AS dan kekayaan intelektual Eropa, yang disebut-sebut mengorbankan "ratusan ribu pekerjaan."

Baca juga : Alhamdulilah Kasus Corona Menurun, China Tutup Satu RS Darurat

Pompeo tidak memberikan rincian informasi tentang konsulat Houston. Akan tetapi, dia merujuk pada dakwaan Departemen Kehakiman AS pada Selasa (21/7) atas aksi dua warga negara China yang disebutnya melakukan kampanye spionase maya selama satu decade. Target mereka adalah kontraktor pertahanan, penelitian Covid-19 dan ratusan korban lainnya di seluruh dunia.

Pompeo juga merujuk pada pidato baru-baru ini oleh kepala FBI dan lainnya, yang menyoroti kegiatan spionase China. “Presiden Trump mengatakan:‘Cukup. Kami tidak akan biarkan ini terus terjadi," katanya kepada wartawan.

Hubungan AS dan China memburuk tajam tahun ini, karena berbagai masalah. Mulai dari virus corona, Huawei hingga klaim teritorial China di Laut Cina Selatan dan tindakan keras terhadap Hong Kong. (DAY)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.