Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kasus Corona Naik Lagi, Swiss Mau Perketat Aturan

Masker Disarankan Wajib Di Dalam Ruangan

Minggu, 2 Agustus 2020 19:57 WIB
Martin Ackermann (Foto: Sandra Ardizzone/CH Media/fm1today.ch)
Martin Ackermann (Foto: Sandra Ardizzone/CH Media/fm1today.ch)

RM.id  Rakyat Merdeka - Swiss disarankan kembali harus memperketat aturan baru. Ini mesti dilakukan, demi mengendalikan kasus Corona yang kembali melonjak baru-baru ini. Jika tidak, dikhawatirkan Swiss malah kembali harus memberlakukan lockdown ke depannya.

Hal ini disampaikan pejabat baru Kepala Gugus Tugas Pengendalian Covid-19 Swiss, Martin Ackermann. Belakangan, kasus penyebaran Corona di Swiss melonjak menjadi lebih dari 200 kasus per hari. Padahal sebelumnya, rata-rata hanya 35 kasus per hari pada Juni lalu.

Baca juga : 55.096 Warga DKI Langgar Aturan Masker, Denda Terkumpul Rp 902 Juta

Dia menilai, negara itu berada di ambang peningkatan besar persebaran infeksi. "Kita harus turun tangan lebih awal untuk melakukan pencegahan. Kalau tidak, ada risiko kebijakan yang lebih keras dan mahal yang mesti dilakukan. Ini harus dicegah. Bagaimanapun caranya,” kata Ackermann, kepada surat kabar SonntagsZeitung.

Maret lalu, Swiss sebenarnya telah mencabut aturan lockdown. Saat itu, toko-toko, bar dan restoran diperintahkan tutup demi mencegah penyebaran virus yang telah menginfeksi 35.000 orang dan menewaskan 1.707 di negara berpenduduk 8,6 juta orang itu.

Baca juga : DPR Minta Pemerintah Tunda Pilkada

Ackermann, yang baru menjabat Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Swiss sejak Sabtu (1/8) kemarin mengatakan, dia juga mendukung pewajiban mengenakan masker di dalam ruangan. Selama ini, masker wajah hanya wajib di angkutan umum dan ketika adanya aksi demonstrasi.

Untuk diketahui, Swiss melonggarkan larangan terhadap berbagai kegiatan yang mengumpulkan orang hingga 1.000 orang. Sementara untuk jumlah peserta yang lebih dari 1000 orang, berlaku larangan. Begitu Ackermann menjabat, dia mengingatkan, pertemuan publik harus dibatasi lagi.

Baca juga : Apa Salah Yurianto? Kenapa Reisa Ilang?

"Ukuran acara publik sekarang harus dikurangi menjadi 100 peserta. Karena ada risiko peningkatan penularan virus. "Data awal... menunjukkan, di mana sejumlah besar orang berkumpul, ada juga banyak infeksi," kata ahli Mikrobiologi ini. (Reuters/ SonntagsZeitung/ RUS)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.