Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
RM.id Rakyat Merdeka - Ketegangan antara Azerbaijan dan Armenia memuncak pada Minggu (27/9/2020). Ribuan pasukan militer Armenia melakukan serangan yang mengarah kepada pasukan militer Azerbaijan yang tengah berjaga di perbatasan Nagorno Karabakh.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Luar Negeri Armenia, Zohrab Mnatsakanyan setelah pasukan militernya membombardir pasukan militer Azerbaijan menghubungi Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Stephen Biegun. Mnatsakanyan meminta AS untuk membantu negaranya menghadapi pasukan militer Azerbaijan yang mendapat dukungan penuh dari pasukan militer Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Baca juga : Bamsoet: Jangan Anggap Remeh Kaum Perempuan
Dikutip dari Sputnik, dalam kesempatan berbeda, Presiden AS, Donald Trump menolak secara halus permintaan dari Menlu Armenia itu. Trump menyatakan, pihaknya akan mengkaji lebih dalam lagi bagaimana menyikapi perang dua negara di wilayah Nagorno Karabakh itu.
"Kami melihatnya dengan sangat cermat. Kami memiliki banyak hubungan baik di bidang itu, kami akan melihat apakah kami dapat menghentikannya," kata Trump di Gedung Putih, Washington DC, Senin (28/9/2020).
Baca juga : Beda Nasib Dengan Rupiah, IHSG Dibuka Merah
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan resmi menyikapi meningkatnya eskalasi di Nagorno Karabakh. Menurut Departemen Luar Negeri AS, keterlibatan pihak luar sangat tidak membantu mengurangi ketegangan antara Armenia dan Azerbaijan.
Mereka menilai keterlibatan negara luar di konflik dua negara itu hanya akan memperburuk ketegangan regional di wilayah itu.
Baca juga : Ibu Takut Corona, Bukan Tak Merestui
"Pihak-pihak yang bertikai dapat bekerja sama dengan ketua bersama Grup Minsk yang bukan hanya ada AS saja, tapi ada Prancis dan Rusia dengan tujuan mengarahkan dua negara bertikai itu ke arah negosiasi substantif secepat mungkin," bunyi pernyataan Departemen Luar Negeri AS.(WE)
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.