Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pasukan Koalisi Saudi Gagalkan Rencana Serangan Houthi

Selasa, 6 Oktober 2020 17:23 WIB
Pemberontak Houthi, di Sanaa, Yaman. [Foto: AP / Hani Mohammed]
Pemberontak Houthi, di Sanaa, Yaman. [Foto: AP / Hani Mohammed]

RM.id  Rakyat Merdeka - Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi mengumumkan kembali menggagalkan rencana serangan teroris kelompok Houthi, Yaman, di wilayah selatan Laut Merah.

Seperti dikutip kantor berita Reuters dari televisi pemerintah Saudi, Al-Arabiya, Senin (5/10) waktu setempat, pasukan koalisi Saudi berhasil menemukan dan menghancurkan kapal milik pasukan yang dipercaya didukung oleh Iran, penuh bahan peledak. Kapal ini ditemukan di pelabuhan di Distrik As-Salif.

Di saat yang sama, pasukan koalisi Arab Saudi masih terlibat baku serang dengan pemberontak Houthi di kawasan Marib, Yaman. Roket dan peluru yang terus dilontarkan kedua belah pihak memaksa ribuan orang mengungsi.

Perang di Yaman tampak belum ada tanda-tanda akan usai, karena wilayah serangan terus meluas. Beberapa kilometer dari Marib, kini berdiri kamp pengungsi. Mereka dulunya adalah warga Marib, tapi terpaksa mengungsi, karena perang terus mendekati wilayah mereka.

Baca juga : Pustakawan Jadi Motor Pengembangan Budaya Baca

"Di sini ada lebih dari 1.500 kepala keluarga. Mereka sudah tiga kali pindah. Mereka kekurangan air, makanan dan bantuan medis," ujar penanggung jawab kamp pengungsi al-Sowaida, Mohsen Mushalla dikutip Reuters, Senin (5/10).

"Mereka tidak punya akses listrik dan rumah sakit. Mencari air saja sudah sulit. Kota terdekat berjarak 10 kilometer dari kamp pengungsi."

Marib merupakan kota pemerintahan sementara Yaman, setelah kota Sanaa digempur pasukan Houthi akhir 2014 lalu.

Perang yang menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia ini menemui jalan buntu selama bertahun-tahun. Pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi juga memerangi separatis di wilayah selatan.

Baca juga : Azerbaijan-Armenia Perang, NATO Terbelah

Beberapa diplomat dan pengamat mengatakan, bahwa kemenangan pemberontak Houthi di Marib, akan membuat kelompok mampu mengendalikan secara penuh atas separuh utara Yaman. Selanjutnya, kondisi ini dapat memicu efek gelombang pada konflik di Yaman dan menghalangi upaya PBB mendorong gencatan senjata secara nasional.

Pasukan Houthi telah membuka tiga wilayah kekuasaan di wilayah Marib. Mereka berhasil menguasai distrik utara Madghal, kemudian bergerak ke wilayah selatan Rahabah dan dari barat di Sarwah.

Kelompok yang didukung Iran ini telah merebut enam distrik dan sebagian besar kota Sarwah, yang terletak 80 km dari kota Marib. Marib sendiri merupakan garis pertahanan terakhir sebelum ladang gas dan minyak terbesar di Yaman.

"Marib adalah operasi militer bagi kedua belah pihak. Tapi kota ini adalah poin untuk menekan Houthi di meja perundingan," kata seorang diplomat yang terlibat dalam pembicaraan perdamaian.

Baca juga : Levi’s Luncurkan Koleksi Menggunakan Bahan Ramah Lingkungan

"Untungnya, pertempuran telah melambat selama dua pekan terakhir, berkat dialog tidak langsung Houthi-Saudi dan pertempuran sudah membuat kedua belah pihak kelelahan," sambungnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.