Dark/Light Mode

Tak Segan Curang, Jurus Partai Republik Demi Menangkan Trump

Kamis, 8 Oktober 2020 16:07 WIB
Presiden AS Donald Trump (tengah) usai makan siang bersama Senat dari Partai Republik di Washington, DC. [Foto: Jim WATSON / AFP / Getty Images]
Presiden AS Donald Trump (tengah) usai makan siang bersama Senat dari Partai Republik di Washington, DC. [Foto: Jim WATSON / AFP / Getty Images]

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertarungan menuju kursi kepresidenan Amerika Serikat (AS), ternyata tidak semata-mata adu debat dua kandidat berseberangan. Para anggota Partai Republik dan Demokrat juga melakukan berbagai cara untuk menang.

Hal ini diungkap Direktur Pusat Kajian Wilayah Amerika Universitas Indonesia (UI), Suzie Sudarman. Calon inkamben dari Partai Republik, Donald Trump dan kroninya misalnya, menggunakan cara yang tidak melulu jalan yang baik. Tidak jarang langkah yang diambil sudah masuk kategori curang.

Baca juga : Mau Perpanjang SIM di Jakarta? Yuk, Datang Ke 5 Lokasi Ini

"Orang-orang di Partai Republik itu lebih berani curang. Trump tidak segan mengambil langkah curang agar kembali meraih kemenangan," ujar Suzie, dalam diskusi virtual yang digelar Marapi Consulting and Advisory bertajuk Pemilu Presiden AS 2020 dan Pengaruhnya atas Indonesia, Rabu (7/10).

Dia menyebut, pihak Trump terbukti mengambil langkah tidak lazim untuk mencapai kemenangan untuk capres mereka. "Mereka mati-matian menggulung Obamacare. Untuk urusan suara, mereka bahkan mengurangi jumlah kotak suara untuk lokasi pengembalian suara via pos," jelasnya.

Baca juga : Tangani Corona, IDI Minta Stok Obat Dijaga

Kotak suara ini dipakai para pemilih awal untuk menyerahkan pilihan mereka via pos. Jika kotak pengumpulan suara terbatas, maka tidak semua suara bisa masuk dan dihitung. "Suara yang tidak masuk tentu akan hangus," lanjutnya.

Trump sendiri juga disebut menempatkan pejabat pilihannya di lembaga layanan pos AS United States Postal Service (USPS) untuk menghalang-halangi proses voting via surat.

Baca juga : Kenalkan, Partai Baru Amien Rais, Namanya Partai Ummat

“Semuanya dilakukan secara teror. Sehingga orang kulit berwarna akhirnya enggan keluar karena mereka pikir tidak terlalu aman. Mungkin ada penembakan, ditakut-takuti, jadi ini mengurangi keterlibatan orang non kulit putih,” lanjutnya.

Bahkan, sejak Pemilu Presiden 2016, sudah ada langkah curang pihak Trump untuk menang. "Pada Pilpres 2016, didapati ada 17 pemilih dari kalangan non kulit putih menjadi sasaran teror. Ini jumlah yang sangat banyak," tandasnya. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.