Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Mau Donald Trump Atau Joe Biden Yang Menang
Tenang Aja, Indonesia Tetap Penting Buat Amerika
Sabtu, 10 Oktober 2020 03:54 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) hanya dalam hitungan pekan. Siapapun yang terpilh nanti, tidak akan membawa perubahan apa-apa bagi Indonesia. Namun yang jelas, AS akan mengabaikan Indonesia.
Pilpres empat tahunan yang digelar pada 3 November nanti, akan menjadi ajang pertempuran bagi Presiden Donald Trump, calon presiden (capres) petahana dari kubu Republik dengan lawannya capres Demokrat, Joe Biden.
”Siapapun pemimpin Amerika, Indonesia tidak akan bisa diabaikan," kata peneliti dari Marapi Consulting and Advisory, Mufti Makarim, saat mengadakan diskusi virtual, Rabu (7/10).
"Indonesia itu negeri demokrasi dengan Muslim terbesar di dunia. Akan sangat sayang jika diabaikan AS," sambungnya.
Baca juga : Calon Wali Kota Menang Telak Setelah Meninggal
Tak hanya itu, kata Mufti, Indonesia juga sebagai pasar besar dan penting di Asia Tenggara.
Hal senada disampaikan Direktur Pusat Kajian Wilayah Amerika Universitas Indonesia (UI), Suzie Sudarman. Siapapun pemenang dalam pemilu Presiden AS nanti, ujarnya, Indonesia tidak akan merasakan dampak perubahan signifikan.
"Jika Trump kembali menang, kita akan seperti beberapa tahun belakangan. Jika Biden yang menang, kemungkinan besar dia akan menerapkan kebijakan serupa era Barack Obama," ujarnya, pada kesempatan yang sama.
Pilpres AS kali ini, lanjut Suzie, lebih penting bagi warga AS. Karena ini memastikan, apakah pemerintahan yang sudah ada akan dibenahi atau akan terus kacau balau. "Kalau Biden terpilih, dia harus merapikan pemerintahan Trump yang berantakan," ujarnya lagi.
Baca juga : Balitbangtan Kembangkan Inovasi Teknologi Dan Varietas Unggul Buah Tropika
Sejauh ini, sudah lebih dari 6 juta warganya memberi suara di awal. Rakyat Negeri Paman Sam itu benar-benar memanfaatkan saluran suara lewat pos, selain datang ke tempat pemungutan suara (TPS). Pandemi Covid-19 telah mendorong pemungutan suara dilakukan lewat pos meski ada pro kontra.
Menurut Michael McDonald dari University of Florida, perwakilan United States Elections Project, jumlah pemilih yang memberikan suara tahun ini 10 kali lipat lebih banyak daripada pilpres 2016, di waktu yang sama.
"Sepertinya pemilih AS sangat antusias untuk menentukan jalan pemerintahan mereka. Pilihan menyerahkan suara lewat pos pun memudahkan pemilih menyerahkan suara tanpa merasakan intimidasi. Kami belum pernah melihat jumlah pemilih sebesar saat ini via pos," terang McDonald dilansir Reuters, kemarin.
Dia menyebut, makin panjangnya waktu yang diberikan kepada pemilih untuk menyerahkan suara via pos memberi kesempatan bagi mereka yang awalnya malas ke TPS.
Baca juga : Mentan Syahrul Dorong Kabupaten Malang Jadi Penghasil Bibit Alpukat Berkualitas
Jika tren penyerahan hak suara tetap stabil seperti beberapa bulan belakangan, McDonald memprediksi, jumlah pemilih yang bakal menyerahkan suara setidaknya mencapai 150 juta orang. "Ini merupakan tingkat partisipasi tertinggi sejak 1908. Ini rekor," cetus McDonald.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya