Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Cabut Dekrit Darurat Tak Cukup

Demonstran Ultimatum PM Thailand Prayuth Mundur Dalam Tiga Hari

Jumat, 23 Oktober 2020 22:46 WIB
Demonstran bergerak menuju Kompleks Pemerintahan, Kantor Perdana Menteri di Bangkok, Thailand, Rabu, 21 Oktober 2020.
Demonstran bergerak menuju Kompleks Pemerintahan, Kantor Perdana Menteri di Bangkok, Thailand, Rabu, 21 Oktober 2020.

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-Ocha resmi mencabut Dekrit Darurat Bangkok pada Kamis tengah malam (22/10) demi meredam amukan massa pro demokrasi. Namun, keputusan ini belum memuaskan kehendak demonstran.

Para pengunjuk rasa memberikan ultimatum selama tiga hari agar PM Prayuth mundur. Mereka menilai pencabutan Dekrit Darurat belum cukup.

"Itu tidak cukup. Dia (PM Prayuth,Red) harus mundur," tegas salah satu demonstran bernama Too (54).

Dekrit Darurat dikeluarkan pekan lalu setelah pengunjuk rasa anti-pemerintah memberi salam tiga jari ke iring-iringan mobil kerajaan. Situasi itu belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kerajaan Thailand.

Baca juga : Demonstran Thailand Ancam Mogok Massal

Dekrit Darurat Bangkok melarang pertemuan politik, termasuk demonstrasi, yang dihadiri lima orang atau lebih. Dekrit melarang publikasi informasi yang dianggap mengancam keamanan.

Penerapan Dekrit Darurat justru memicu unjuk rasa besar-besaran yang diikuti puluhan ribu orang pada pekan lalu. Tercatat sebagai unjuk rasa terbesar dari rentetan unjuk rasa selama tiga bulan terakhir yang menuntut pengunduran diri Prayuth. Demonstran juga menyerukan reformasi untuk membatasi kekuasaan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn.

"Saya akan mengambil langkah pertama untuk meredakan situasi ini. Saya saat ini bersiap untuk mencabut situasi darurat parah di Bangkok dana akan segera melakukannya jika tidak ada insiden kekerasan," ucap  Prayuth dalam pidatonya.

Sebagian besar unjuk rasa berlangsung damai, namun polisi mengerahkan meriam air untuk membubarkan demonstran pada Jumat pekan lalu. Hal itu justru semakin memicu kemarahan para demonstran.

Baca juga : Taiwan Berani Kangkangi China

Salah satu pemimpin unjuk rasa, Tattep Ruangprapaikitseree, menyatakan, Prayuth tetap harus mengundurkan diri meskipun Dekrit Darurat dicabut. Disebutkan Tattep, tuntutan lainnya dari demonstran dapat dibahas di parlemen.

"Prayuth harus mengundurkan diri terlebih dulu dan itu yang paling mudah dilakukan," ujarnya.

Demonstran mendatangi kantor PM Prayuth dan menyerahkan sebuah surat pengunduran diri palsu. "Tujuan kita hari ini berhasil. Kita menyerahkan surat kepada Prayuth dan perwakilannya telah menerimanya, berjanji surat itu akan disampaikan kepadanya," ucap pemimpin demo lainnya, Patsaravalee Tanakitvibulpon.

"Tapi perjuangan kita belum selesai, selama dia belum mengundurkan diri. Jika dalam waktu tiga hari dia tidak mundur, dia akan menghadapi rakyat lagi," tegasnya.

Baca juga : Warung Konsuler Sambangi Masyarakat Indonesia Di Calabria, Italia

Prayuth sempat secara tegas menolak mengundurkan diri. Penegasan ini disampaikan saat puluhan ribu demonstran antipemerintah tetap beraksi meski ada larangan berkumpul di bawah Dekrit Darurat yang diberlakukan di Negeri Gajah Putih itu.[DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.