Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Serangan Udara Rusia Di Suriah, Pesan Langsung Untuk Turki
Rabu, 28 Oktober 2020 16:06 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Rusia dan Turki adalah dua sisi koin yang sama. Mereka sama-sama terlibat di sejumlah konflik besar yang ada di dunia, seperti di Libya, Kaukasus (Nagorno-Karabakh) dan Suriah.
Keduanya terus berselisih, mendukung pihak lawan dengan harapan bisa melebarkan kekuatan dan pengaruh militer mereka di Timur Tengah dan Mediterania. Meki keduanya terlibat dalam pertarungan tanpa henti, tapi jarang melihat dua negara ini berhadapan langsung satu sama lain.
Serangan udara pasukan Rusia ke kamp pasukan oposisi yang didukung Turki di Suriah Senin (26/10) lalu, merupakan perubahan baru yang besar.
Baca juga : Kemenperin: Bonus Demografi Peluang Bangun Industri
Pengamat mengatakan, serangan di wilayah Jabal al-Dweila, yang menargetkan kamp pelatihan militer kelompok Failaq al Sham itu sebenarnya adalah pesan langsung kepada Turki.
"Sebagai pasukan pendukung Turki terbesar di Provinsi Idlib, serangan Rusia kemarin bukan untuk melawan oposisi Suriah. Tapi lebih ke sebuah pesan langsung untuk Turki," ujar Direktur Institusi Timur Tengah yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Charles Lister, kepada kantor berita Al Jazeera, Selasa (27/10).
Dengan besarnya dampak serangan Senin kemarin, yang menewaskan lebih dari 50 milisi oposisi, Lister mengatakan, serangan Rusia memiliki tujuan geopolitik yang lebih luas.
Baca juga : Serangan Udara Di Suriah Bombardir Kamp Perlawanan Oposisi
Meskipun Rusia -sekutu utama Presiden Suriah, Bashar al-Assad- dan Turki memiliki kesepakatan gencatan senjata yang rapuh di Idlib, yang disepakati sejak Maret lalu, eskalasi terbaru menunjukkan tanda-tanda ketegangan atas keterlibatan Turki dalam berbagai pertempuran.
Terutama, di Kaukasus, di mana Turki telah menyatakan dukungan untuk Azerbaijan dalam perang melawan Armenia di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.
Rusia yang lebih dekat ke Armenia, telah menyuarakan kekecewaan atas laporan yang mengindikasikan tentara bayaran Suriah telah dikirim untuk berperang bersama pasukan Azerbaijan. Ini menciptakan kebuntuan baru dalam persitegangan kedua negara ini.
Baca juga : Pangandaran Gempa, Fasilitas dan Layanan Pertamina Tak Terganggu
Sementara di Libya, ribuan pejuang Suriah dilaporkan juga telah dikirim Turki selama setahun terakhir untuk berperang atas nama Pemerintah Kesepakatan Nasional yang diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa di Tripoli, juga untuk memerangi pasukan yang didukung Rusia.
Di Suriah, meskipun mereka mendukung pihak yang berlawanan dalam konflik sembilan tahun belakangan, Rusia dan Turki telah bekerja sama untuk mempertahankan gencatan senjata di daerah pertahanan terakhir pemberontak Suriah di barat laut.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya