Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Di Tengah Pandemi, Indonesia Ikut Pameran Impor Internasional Shanghai

Rabu, 11 November 2020 19:27 WIB
Duta Besar Djauhari Oratmangun (kiri) dan Konjen Deny W Kurnia (kedua kanan), menyaksikan penandatanganan kontrak (Letter of Intent/LoI) antara lima perusahaan China dan Pemerintah RI. (Foto Dok RMco.id/KJRI Shanghai)
Duta Besar Djauhari Oratmangun (kiri) dan Konjen Deny W Kurnia (kedua kanan), menyaksikan penandatanganan kontrak (Letter of Intent/LoI) antara lima perusahaan China dan Pemerintah RI. (Foto Dok RMco.id/KJRI Shanghai)

RM.id  Rakyat Merdeka - Untuk ketiga kalinya, Pemerintah China menggelar Pameran Impor Internasional China atau China International Import Expo (CIIE). Acara berlangsung di National Exhibition and Convention Center (NECC), Shanghai, pada 5-10 November 2020.

Meski dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19, dan dengan protokol kesehatan yang ketat, animo peserta dan pengunjung cukup tinggi. Perusahaan global yang ikut dalam pameran ini tercatat hampir dua kali lipat lebih banyak dibanding penyelenggaraan CIIE tahun lalu. Dengan total pengunjung mencapai 400 ribu orang.

Tapi, tahun ini jumlah perusahaan asal Indonesia yang berpartisipasi berkurang dibanding sebelumnya. Itu karena penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat bagi orang asing yang akan masuk China.

Kendati demikian, perusahaan-perusahaan itu tampil baik mewakili produk-produk unggulan Indonesia. Seperti di sektor industri olahan kertas, perhiasan, dan makanan minuman.

Baca juga : MPR Gelar Konferensi Nasional Etika Kehidupan Berbangsa

Duta Besar Indonesia untuk China dan Mongolia, Djauhari Oratmangun mengakui, tahun ini Indonesia tidak datang dengan kekuatan optimal. Namun, perusahaan Indonesia yang bergabung tampil, adalah salah satu yang terbaik di bidangnya. Ada perwakilan industri makanan dan minuman, sarang burung walet, agar-agar, perhiasan, kertas hingga produk pertanian seperti kopi.

"Intinya, meski dalam keterbatasan, Indonesia tetap tampil prima. Dan siap memenuhi permintaan pasar China dengan produk-produk unggulan dan potensialnya,” ucap Djauhari, dalam siaran pers Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Shanghai, yang diterima Rakyat Merdeka, Rabu siang (11/11). 

Pada pameran itu, Dubes Jo, sapaan akrab Djauhari, juga menyempatkan diri berkunjung ke beberapa booth partisipan asal Tanah Air. Jo berkeliling ditemani stasiun teve setempat, CCTV 2. Beberapa kali Jo tampak mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia kepada konsumen di depan kamera teve.

Di tempat lain, Konsul Jenderal (Konjen) RI Shanghai, Deny W Kurnia menyampaikan pentingnya penyelenggaraan CIIE tahun ini. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu katalis bangkitnya perekonomian regional dan global di tengah situasi pandemi Covid-19.

Baca juga : Bertahan Di Tengah Pandemi, Royal Xifu Terus Inovasi Banyak Varian Rasa

Selain turut berpartisipasi dalam CIIE, tahun ini Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing, KJRI Shanghai dan Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (Indonesia Trade Promotion Center/ITPC) Shanghai, juga menyelenggarakan Forum Penyesuaian Bisnis Indonesia-China (Indonesia-China Business Forum and Matching). Kegiatan itu diikuti sekitar 200 peserta secara offline dan online.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kemendag Kasan Muhri beserta jajarannya, turut hadir secara virtual. Kata Kasan, performa perdagangan Indonesia dengan China tahun ini mengalami peningkatan yang sangat baik. Dengan semakin turunnya defisit perdagangan sebesar 13 persen, dibanding tahun lalu.

"Potensi pasar di China juga semakin tumbuh dari tahun ke tahun. Diharapkan, Indonesia dapat memanfaatkan peluang-peluang ini seoptimal mungkin,” ujar Kasan.

Lebih lanjut, Dubes Jo juga mengajak seluruh peserta untuk mengikuti Pameran Virtual Perdagangan Indonesia (Trade Expo Indonesia Virtual Exhibition/TEI-VE) 2020. Kegiatan itu dilangsungkan pada 10-16 November 2020 secara online.

Baca juga : Merajut Hati Di Tengah Pandemi Melalui Pewayangan

Dalam forum tersebut, Jo bersama dengan Konjen Deny, dan seluruh peserta ikut menyaksikan penandatanganan kontrak (Letter of Intent/LoI) antara lima perusahaan China dengan Pemerintah Indonesia. Yang diwakili Atase Perdagangan Indonesia di Beijing, Marina Novira dan Kepala ITPC Shanghai, Indra Prahasta.

Marina menyebut, melalui LoI ini, lima perusahaan China itu menyatakan akan melakukan pembelian produk Indonesia. Berupa batubara, buah tropis, produk turunan kelapa, produk perikanan, makanan dan minuman serta produk pertanian lainnya. Dengan total nilai sebesar 584 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 8,3 triliun.

Kegiatan ini ditutup dengan mempertemukan sebanyak 18 perusahaan Indonesia dengan enam perusahaan China dalam kegiatan Business Matching. Yang juga menghasilkan beberapa potensi kerja sama pembelian produk-produk pertanian, makanan dan minuman serta perikanan Indonesia.

Sebagai Perwakilan Perdagangan, kata Indra, ITPC Shanghai dan Atase Perdagangan di KBRI Beijing konsisten bekerja sama agar potensi pasar China yang sangat besar, bisa digarap secara optimal. Dan tentunya, hal itu tidak terlepas dari dukungan semua pemangku kepentingan. Baik yang berada di Indonesia maupun di China. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.