Dark/Light Mode

Merajut Hati Di Tengah Pandemi Melalui Pewayangan

Minggu, 8 November 2020 15:15 WIB
Pagelaran Wayang Suluh Pakerti, yang disaksikan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Edhie Baskoro Yudhoyono, Sabtu malam (7/11). (Foto: Dok. PD)
Pagelaran Wayang Suluh Pakerti, yang disaksikan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Edhie Baskoro Yudhoyono, Sabtu malam (7/11). (Foto: Dok. PD)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 telah menghantam semua lini. Tidak hanya dunia usaha, pagelaran budaya juga kena imbasnya. Termasuk para seniman wayang.

Namun, selalu ada jalan untuk tetap bergerak meski di tengah keterbatasan. Seperti halnya pewayang dari Sanggar Unggul Pamenang yang mengadakan pagelaran Wayang Suluh Pakerti secara virtual dengan lakon "Merajut Hati Di Tengah Pandemi", Sabtu malam (7/11). Pagelaran malam yang dibawakan Ki Dalang Fajar ini dibuka dengan sambutan singkat Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas

Baca juga : Inovasi Di Masa Pandemi, Hal Yang Perlu Dilakukan Wirausahawan

Setelah membuka sambutan dengan salam dan pesan untuk terus mematuhi protokol kesehatan, Ibas mengungkapkan keprihatinannya akan kondisi pewayangan saat ini. Gerak seniman wayang terbatas, pemasukannya pun kian berkurang. Bahkan, tidak sedikit yang sama sekali tidak mendapat pemasukan. Terkait hal tersebut, Ibas menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang menjadi mitra terselenggaranya pagelaran secara online. Hadirnya acara ini seperti angin segar untuk dunia pewayangan Pacitan.

Bagi Ibas, wayang bukan sekadar pertunjukan. Melainkan memuat unsur moral. “Dalam bahasa Jawa, kata wayang berarti 'bayangan' atau biasanya dianggap sebagai cerminan cerita kehidupan di jagat raya. Pentas pertunjukan wayang tidak hanya merupakan hiburan semata, namun juga memuat unsur unsur pendidikan moral,” ujarnya.

Baca juga : Di Sini 3M, Di Jepang 3C

Ibas menambahkan, pagelaran wayang tidak saja merupakan upaya pelestarian budaya warisan leluhur. Namun juga merupakan upaya untuk mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai moral dan adat ketimuran yang pada saat ini sudah mulai ditinggalkan oleh generasi muda. "Berbagai narasi yang tersaji selama pertunjukan pewayangan memiliki kandungan nilai-nilai luhur yang dapat kita ambil hikmahnya dan dapat kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Seperti hanya mengamalkan pilar-pilar kebangsaan dalam kehidupan,” jelas putra bungsu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.

Selain mengapresiasi Kemenparekraf, tidak lupa Ibas juga mengapresiasi para seniman Pacitan yang tetap semangat di tengah pandemi. “Wayang suluh pakerti meniko salah satunggaling warisan budaya luhur khas Pacitan. Engkang dumadi saking nyawiji-ipun wayang suluh kalian Wayang Beber khas Pacitan (Wayang Suluh Pakerti ini adalah salah satu warisan budaya luhur khas Pacitan. Yang berasal dari perpaduan Wayang Suluh dengan Wayang Beber khas Pacitan),” imbuhnya.

Baca juga : Petani Yakini Nanas Subang Terus Eksis Di Tengah Pandemi

Pagelaran Wayang Pakerti ini diharapkan mampu membangkitkan semangat seniman wayang dan masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Ibas juga berharap acara ini dapat mewakilkan empati para seniman wayang untuk ikut berkontribusi terhadap masyarakat, terutama kaum disabilitas sebagai pihak yang sangat terdampak. Akhir kata, Ibas berharap agar acara ini mampu meningkatan kebersamaan, kreativitas, serta produktivitas sekalipun dilakukan secara virtual. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.