Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Meski Hubungan Diplomatiknya Tegang

Menlu China Dan Australia Akur Bahas Wabah Corona

Sabtu, 21 November 2020 00:47 WIB
Menlu Australia Marise Payne dan Menlu China Wang Yi. (Foto FT.com)
Menlu Australia Marise Payne dan Menlu China Wang Yi. (Foto FT.com)

 Sebelumnya 
“Kami (China) akan terus memberikan dukungan sistem kepada negara dan kawasan yang membutuhkan dan menyampaikan komitmen serius kami untuk menjadikan vaksin Covid-19 bisa didapatkan semua kalangan,” janjinya.

Sedangkan Menlu Australia Marisa Payne mengusung pentingnya informasi kredibel di masa pandemi. Ia menyayangkan masih ada pihak yang menyebarkan informasi salah atau hoaks sehingga membingungkan masyarakat.

“Australia bersama mitra di kawasan berupaya melawan pandemi ini, tidak hanya dengan menyediakan ketersediaan vaksin tapi juga melawan informasi yang menyimpang,” ujarnya.

Baca juga : Gempa Pangandaran Dipengaruhi Zona Tunjaman Lempeng Indo-Australia Ke Bawah Lempeng Eurasia

“Selain tetap mematuhi protokol kesehatan melawan penyebaran Virus Corona adalah dengan menyebarkan informasi kredibel yang juga disampaikan pihak yang kredibel," tegasnya.

“Upaya global juga perlu melihat ancaman penyebaran informasi menyimpang seputar pandemi. Karena informasi menyimpang dapat membuat penanganan pandemi jadi tidak efektif,” sambung Payne yang juga merangkap Menteri Urusan Perempuan ini.

Sebelumnya, Australia sudah berkomitmen mendukung penyaluran vaksin Covid-19 yang aman dan efektif untuk kawasan Pasifik dan Asia Tenggara. Komitmen tersebut merupakan bagian dari pemulihan bersama dari pandemi. Langkah tersebut juga akan berkontribusi pada keamanan kesehatan dan pemulihan ekonomi.

Baca juga : Ribut Sama Diplomat China, Diplomat Taiwan Masuk Rumah Sakit

Terkait hubungan Australia dan China selama beberapa bulan terakhir memang mengalami ketegangan. Ini terjadi setelah kedua pihak saling melontarkan tudingan terkait bagaimana warga mereka ditahan dan diperiksa di masing-masing negara.

September lalu, Kementerian Luar Negeri China mengecam Australia yang mereka tuding telah “bertindak irasional” karena menggerebek kediaman empat jurnalis China di Australia serta membatalkan visa dua peneliti asal China.

ABC mengungkap identitas jurnalis dan akademisi China yang diselidiki Kepolisian Federal Australia EAFP) dan Badan Intelijen Australia EASIO). Di antaranya yaitu Kepala Biro Layanan Berita China AustraliaI Tao Shelan; Kepala Biro China Radio International SydneyI Li Dayong; pengamat dan komentator media Profesor Chen Hong; dan pakar kajian AustraliaI Li Jianjun.

Baca juga : Vaksin Diprioritaskan Untuk Tenaga Medis Dan Petugas Pelayanan Publik

AFP dan ASIO sedang me￾nyelidiki dugaan keterlibatan Partai Komunis China EPKC) untuk menyusup ke Parlemen negara bagian New South Wales melalui kantor politisi Partai Buruh bernama Shaoquett Moselmane.

Perseteruan terbaru ini tampaknya tak bisa dilepaskan dari ketegangan yang muncul pada awal masa pandemi Covid-19, ketika Australia tiba-tiba mengusulkan digelarnya penyelidikan asal-usul penyebaran virus corona di Wuhan, China. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.