Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kisah Keluarga Korban Penembakan Massal

Coba Hancurkan Keharmonisan Selandia, Pelaku Takkan Menang

Minggu, 17 Maret 2019 19:46 WIB
Warga yang berduka saling menguatkan. Mereka meletakkan bunga untuk korban penembakan, dekat Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru. (Foto AP/Vincent Yu)
Warga yang berduka saling menguatkan. Mereka meletakkan bunga untuk korban penembakan, dekat Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru. (Foto AP/Vincent Yu)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penembakan di dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru, menelan 50 korban tewas dan puluhan lainnya luka. Ketika itu tersangka Brenton Tarrant (28) menyiarkan langsung aksinya menembaki jamaah salat Jumat. Berikut adalah kisah beberapa dari mereka yang terbunuh dan terluka dilansir APNews.

Farid Ahmed melihat sang istri, Husna Ahmed, tewas di tangan penembak di Masjid al Noor. Dia selamat karena sedang berada di toilet saat kejadian. Walau mengalami kejadian mengerikan, Ahmed asal Bangladesh tetap menganggap Selandia Baru negara yang hebat.

"Saya percaya bahwa beberapa orang, dengan sengaja mencoba untuk menghancurkan keharmonisan yang kita miliki di Selandia Baru dengan keragaman," katanya.

“Tapi mereka tidak akan menang. Mereka tidak akan menang.” Farhaj Ahsan juga tewas dalam kejadian itu. Dia warga India yang mencari peruntungan di Selandia Baru sejak enam tahun lalu. Ahsan tewas meningalkan seorang istri dan dua anak.

Baca juga : Dua WNI Jadi Korban Penembakan Massal Selandia Baru

Sementara itu, empat dari lima anak Adan Ibrahin Dirie berhasil selamat. Namun, putra bungsunya, Abdullahi tertembak. Dia terluka dan akhirnya meninggal di rumah sakit. Keluarga Dirie adalah imigran Somalia yang datang di pertengahan 90an.

Sedangkan Syed Areeb Ahmed juga bukan warga asli selandia baru. Pria yang baru pindah dari Karachi, Pakaistan, tewas di tempat saat pelaku melakulan serangan. Keluarga Ahmed berkumpul di Karachi untuk melakukan upacara keluarga.

Ali Elmadani lain lagi kisahnya. Dia tewas di Masjid al Noor. Elmadani dan istrinya berimigrasi dari Uni Emirat Arab pada tahun 1998. Pensiunan insinyur itu selalu mengatakan kepada anak-anaknya untuk menjadi kuat dan sabar, sehingga itulah yang mereka coba lakukan setelah tragedi itu.

"Dia menganggap Selandia Baru sebagai rumah dan tidak pernah berpikir hal seperti ini akan terjadi di sini," kata putrinya, Maha Elmadani. Dia mengatakan bahwa ibunya tetap bertahan, berbeda dengan kondisi adiknya yang tidak terlalu baik.

Baca juga : Suasana Masih Tegang, Aparat Amankan Dua Masjid Selandia Baru

Seorang teknisi maskapai penerbangan Air New Zealand Lilik Abdul Hamid dari Indonesia ikut terbunuh saat di Masjid Al Noor. Hamid meninggalkan seorang istri dan dua anak.

Selanjutnya, Mucaad Ibrahim.Korban termuda dalam insiden penembakan. Dia tewas karena terpisah dari ayahnya dan kakaknya Abdi. Mucaad lahir dan besar di Christchurch. Dia dicintai masyarakat, dikenal karena sikap energik dan tawa yang mudah. Dia cerdas dan ceria, dan suka bermain dengan iPad.

Ahmed Osman, teman dekat keluarga, mengatakan Mucaad menghibur saat Osman dan Abdi bermain sepak bola pada Jumat malam di sebuah taman dekat masjid. Bocah lelaki itu rencanakan akan menonton mereka bermain sepak bola seperti biasa pada hari Jumat.Tapi kini tak terjadi lagi. Osman mengatakan dukungan dari masyarakat telah membantu keluarga untuk melewatinya.

"Selandia Baru selalu mendukung kita," katanya. "Bahkan ketika kita berjalan di jalan, orang-orang menghentikan kita dan berkata, 'Apakah kalian baik-baik saja?' Itulah Selandia Baru. Ini semua tentang bersatu. Satu orang tidak bisa menghentikan kita."

Baca juga : Indonesia Kecam Penembakan Di Masjid Selandia Baru

Di depan restoran Indian Grill di Christchurch milik Mohammad Imran Khan ada banyak karangan bunga yang diletakkan pelanggan. Mereka mendapat kabar, Khan meniadi salah satu korban tewas. Korban tewas lainnya ada Sayyad Milne dan Junaid Mortara. Keduanya sempat dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya tewas.

Begitu juga seorang korban selamat dari perang Afghanistan-Soviet, Daoud Nabi (71). Dia tidak bisa selamat dari tangan teroris di Masjid al Noor. Nabi kini memiliki organisasi untuk membantu imigran Afghanistan di Selandia Baru. Husne Ara Parvin tewas karena berusaha melindungi suaminya yang menggunakan kursi roda, Farid Uddin Ahmed. Sang suami selamat tanpa luka sementara Parvin tewas di tempat.

Naeem Rashid dan Talha Rashid berusaha menghadang pelaku penembakan. Namun keduanya tetap mati di tempat karena tidak bisa menghalangi gerakan pelaku. Nama-nama lain yang tewas di tempat adalah Hussein al Umari, heboob Khokhar, Ramiz Vora, Asif Vora, Ansi Alibava, Ozair Kadir, Sohail Shahid dan Mahboob Haroon.

Korban selamat namun terluka ada seorang pria Yordania bernama Sabri Daragmeh serta Shihadeh Nasasrah yang merupakan imigran Suriah. Untuk kasus Muhamad Amin Nasir. Dia menjadi korban penembakan tidak jauh dari Masjid al Noor. Nasir berada di mobilnya saat pelaku menghampiri dan menembakinya. Sementara itu, Adeen Sami terluka saat melindungi kedua putranya, Abdullah dan Alu dari rentetan peluru. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.