Dark/Light Mode

Pelatihan Profesional Didatangkan Dari Pekalongan

Batik Podhek Diharap Bisa Penuhi Permintaan Pasar

Senin, 18 Februari 2019 09:39 WIB
LIHAT BATIK : Para Anggota OASE (Organisasi Aksi Solidaritas Era) Kabinet Kerja saat melihat-lihat salah satu jenis batik Podhek dalam kunjungan di Desa Batik Podhek  Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (15/2/2019).
LIHAT BATIK : Para Anggota OASE (Organisasi Aksi Solidaritas Era) Kabinet Kerja saat melihat-lihat salah satu jenis batik Podhek dalam kunjungan di Desa Batik Podhek Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (15/2/2019).

RM.id  Rakyat Merdeka - Batik di Desa Podhek Pamekasan, Madura, Jawa Timur sempat hampir punah. Padahal, produk batik desa ini bernilai tinggi karena semua produknya adalah batik tulis. Karenanya, pemerintah berupaya melestarikan salah satu seni budaya asal Desa Podhek.

Podhek, merupakan sebuah desa yang hampir seluruh warganya merupakan perajin batik secara turun-temurun. Diakui Hadi, pembina perajin batik Podhek, sangat membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan teknik membatik karena batik Podhek makin dikenal luas.

Batik Podhek dulu hampir punah, dan batik hanya jadi sampingan warga desa. Tapi sejak 2012 mulai berkembang lagi dan membatik kembali menjadi sumber penghasilan masyarakat desa,” kata Hadi. Apalagi saat ini, harga batik juga mulai meningkat, yang sebelumnya di bawah Rp 100 ribu kini sudah mencapai puluhan juta.

Hal itu tentunya menjadi peluang bisnis bagi para perajin batik. Sayangnya, pemasaran batik Podhek masih terbatas, mayoritas dikirim ke Pasar Batik 17 Agustus, Pamekasan. Dan hanya sebagian kecil yang melakukan pemasaran secara online dan merambah konsumen luar negeri, seperti Australia dan Thailand.

Baca juga : Antero Batik Mimpikan Kain Sarung Mendunia

“Bahkan yang dari Australia ingin mengembangkan pemasaraan batik Podhek,” ujar dia.

Hadi lalu menjelaskan ciri khas Batik Podhek, di mana seluruhnya produknya adalah batik tulis. Perajin menggunakan pewarna celup dan proses pengerjaannya tanpa menggunakan canting rangkap.

Di desa tersebut, ada sekitar 200 perajin batik yang sudah merupakan generasi kelima. Untuk meningkatkan kemam- puan para perajin batik Podhek ini, Anggota OASE (Organisasi Aksi Solidaritas Era) Kabinet Kerja mengunjungi Desa Batik Podhek, Pamekasan, Jawa Timur, akhir pekan kemarin.

Anggota OASE yang terdiri dari Bintang Puspayoga, isteri Menteri Koperasi dan UKM, Koesni Harningsih, isteri Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Rugaiya Usman, isteri Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, serta Kartika Basuki, isteri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melihat langsung pelaksanaan pelatihan vocational bagi para perajin batik di Desa Podhek. Pelatihan yang diselenggarakan Kemenkop dan UKM itu bertujuan meningkatkan kemampuan teknik membatik. Sehingga kualitas batik yang dihasilkan semakin tinggi.

Baca juga : 4 Mantan Bupati Lawan 5 Juara Bertahan

Pelatihan mendatangkan mentor ahli batik dari Pekalongan, yang mengajarkan teknik membatik dengan canting. Bintang mengatakan, pelatihan sangat dibutuhkan agar batik dari Desa Podhek dapat bersaing, dan bisa memenuhi permintaan pasar dengan tetap mempertahankan ciri khasnya.

“Pemberian pelatihan ini penting dalam meningkatkan kualitas para perajin batik di Podhek. Harus ada pendampingan, karena itu kami support,” jelasnya.

Pembentukan Koperasi Di kesempatan yang sama, Lembaga Pengelola Dana Bergulir, Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) berharap, klaster-klaster perajin batik yang ada di tingkat kecamatan di Kabupaten Pamekasan itu, membentuk koperasi. Tujuannya, agar mempermudah LPDB-KUMKM mempercepat penyaluran dana bergulir.

Direktur LPDB KUMKM Braman Setyo menyebut, pihaknya telah menyalurkan dana bergulir di Pamekasan dalam kurun waktu 12 tahun sebesar Rp 300 miliar. Untuk itu pihaknya akan terus melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis agar para pelaku UMKM yang ada proaktif dalam mengakses dana bergulir.

Baca juga : Basis Kuat, Mantan Kepala Daerah Bisa Menuju Senayan

Selain itu, LPDB KUMKM juga berencana membuat layanan pembiayaan ke pengusaha kelas mikro. Walau regulasinya sedang dibuat dalam bentuk Peraturan Menteri Koperasi (Permenkop), Braman yakin, layanan berbasis usaha mikro akan dapat diwujudkan pertengahan 2019.

“Regulasinya sedang dibuat dalam bentuk Permenkop, dan kita akan membuka layanan untuk itu secara online (fintech). Mengenai segala persyaratannya, sedang kita susun. Yang jelas, kita akan menyiapkan pendanaan yang dapat dijangkau UMKM,” sebutnya.

Nantinya, para pelaku usaha mikro dan wirausaha pemula dapat mengakses layanan ini dengan maksimal pinjaman Rp 5 juta sampai Rp 50 juta. “Ini murni tanpa agunan,” tandas Braman.[DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.