Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Solidaritas Korban Tragedi Christchurch
Perempuan Selandia Semangat Berkerudung
Jumat, 22 Maret 2019 11:37 WIB
RM.id Rakyat Merdeka -
Para perempuan antusias mengikuti Hari Solidaritas Hijab di Selandia Baru, Jumat (22/3). Meski bukan beragaman Islam, mereka mengenakan jilbab atau tutup kepala di kampus, di taman maupun di tempat kerja.
Baca juga : Selandia Baru Patah Hati, Tapi Tidak Hancur
Seperti di Hagley Park, Christchurch, lokasi salat Jumat. Di seberang Masjid Al Noor, tempat tragedi pekan lalu. Sebagian besar warga perempuan datang dengan mengenakan penutup kepala.
Langkah mereka untuk mengikuti Hari Solidaritas Hijab, pada Jumat di Selandia menyusul munculnya ketakutan perempuan Muslim mengenakan hijab usai tragedi Christchurch 15 Maret lalu. Asosiasi Mahasiswa Muslim Universitas juga membantu non-Muslim yang akan mengenakan jilbab.
Dilansir Radio NZ, mahasiswa Maia Curtis mengatakan, perempuan Muslim mengundang mereka belajar cara mengenakan jilbab dengan benar.
Baca juga : Mau Salat Jumat, ABG Tewas Ditembak
Seorang siswa Muslim yang meminta untuk tetap anonim mengatakan dia senang melihat wanita mengenakan jilbab. "Saya sangat senang karena saya merasa semua penduduk Selandia Baru, mereka ingin menghormati kita, mereka ingin merasakan apa yang kita rasakan, mereka ingin menjadi kita selama sehari," katanya. Dia menambahkan, kadang-kadang mereka takut keluar karena selalu ada orang yang memandangi kita dengan aneh. Dia berharap acara ini akan membuka mata mereka pada komunitas Muslim di sini.
Sabrina Alahady berharap orang-orang akan mengakui islamofobia dan diskriminasi tidak memiliki tempat di Selandia Baru. Sabrina, dia disapa, merupakan Muslim yang tidak mengenakan hijab.
"Tapi hari ini saya merasa sangat perlu untuk melakukan itu. Ada banyak orang yang saya kenal, teman dan keluarga, yang akan benar-benar takut mengenakan jilbab," kata Alahady.
Baca juga : Wakil PM Selandia Baru Apresiasi Dukungan RI
Salah satu aksi dilakukan gerakan Scarves in Solidarity atau Solidaritas dalam Jilbab. Dari akun Facebook @Scarvesinsolidarity yang mengunggah sebuah postingan pada 19 Maret 2019. "Tunjukkan dukungan Anda kepada wanita Muslim dan para korban serangan teror Christchurch," isi akun FB nya. "Pada hari Jumat 22 Maret kenakan hijab untuk menunjukkan bahwa kami tidak akan tunduk pada teror dan bahwa kami adalah satu dengan saudara-saudara Muslim kami. Ini adalah isyarat sederhana tetapi simbol yang kuat bahwa kita menolak retorika kebencian."
Bahkan untuk memantapkan aksi solidaritas ini, penggagas acara juga telah bertanya ihwal masalah kesopanan dalam mengenakan hijab pada hari Jumat ke Dewan Nasional Wanita Islam di Selandia Baru.
Lain lagi dengan mahasiswa ilmu kesehatan tahun pertama Shahad Alisamily (19). Dia telah memberikan tujuh hijab untuk acara tersebut dan dia tahu tentang wanita Muslim lainnya yang juga telah memberikan beberapa hijab. Dia kagum dengan tingkat dukungan.
"Aku benar-benar terkejut, karena kupikir tidak banyak orang yang akan muncul. Banyak dari mereka sangat senang memakainya." kata Alisamily dilansir di Otago Daily Times, Jumat (22/3). Para perempuan Selandia Baru antusia mengikuti kampanye ini. [MEL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya