Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jepang Resmi Berlakukan Status Darurat Untuk Tokyo, Sanagama, Kaitawa, Dan Chiba

Kamis, 7 Januari 2021 23:32 WIB
PM Jepang Yoshihide Suga (Foto: Instagram)
PM Jepang Yoshihide Suga (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Jepang akhirnya menetapkan status darurat untuk wilayah Ibu Kota, Tokyo, dan tiga prefektur yang berbatasan: Sanagama, Kaitawa, dan Chiba demi menekan laju penyebaran Covid-19 pada Kamis (7/1).

Dalam hal ini, pemerintahan Yoshihide Suga menolak seruan para ahli kesehatan, yang mendesak pembatasan lebih luas, karena khawatir perekonomian akan menjadi lebih buruk.

Status darurat yang berlaku selama 1 bulan hingga 7 Februari mendatang ini, menyasar sekitar 30 persen populasi penduduk Negeri Sakura. Pembatasan terutama akan dipusatkan di tempat-tempat yang rawan penularan Covid, seperti bar dan restoran.

Baca juga : Pemerintah Berlakukan PSBB Ketat Di Sejumlah Kota Besar Di Jawa Dan Bali

Cakupan pembatasan dalam status darurat kali ini, jelas lebih sempit ketimbang tahun lalu. Asal tahu saja, pada medio April hingga akhir Mei 2020, Jepang juga menetapkan status darurat Covid. Pada saat itu, pembatasan dilakukan secara nasional, di seluruh negeri. Sebagian besar sekolah serta bisnis non-esensial ditutup. Namun kali ini, sekolah tidak ditutup.

Pemerintahan Suga berupaya keras agar kekuatan ekonomi Jepang yang merupakan terbesar ketiga di dunia itu, tak semakin digerogoti pandemi Covid-19. Upaya pemberantasan Covid pun terus digencarkan. Apalagi, Olimpiade Musim Panas yang ditunda, juga akan segera digelar.

"Pandemi global ini memberikan pukulan yang lebih keras, dari yang kita duga. Tapi, saya berharap, kita bisa melalui ujian ini," kata Suga dalam konferensi pers yang disiarkan TV, seperti dilansir Reuters, Kamis (7/1).

Baca juga : Lagi Digodok, Status Darurat Covid Kedua Untuk Tokyo

"Supaya apa yang kita khawatirkan tak jadi kenyataan, saya meminta masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan," sambungnya.

Sementara para ahli kesehatan, menyesalkan sikap Suga yang tak mengambil keputusan untuk lockdown total. Karena pembatasan yang hanya berlaku di sejumlah wilayah saja, dinilai tidak akan efektif. "Mestinya, status darurat itu diberlakukan untuk seluruh wilayah Jepang," kata Presiden Asosiasi Medis Jepang, Toshio Nakagawa.

Suga mengatakan, remuknya perekonomian karena pukulan pandemi Covid, tak dapat dihindari. Untuk memulihkannya, Suga menggelontorkan stimulus 70 triliun yen atau 670 miliar dolar AS, untuk melindungi tenaga kerja dan bisnis.

Baca juga : Musim Covid Tak Surutkan Minat Singapura Untuk Tanam Modal Di Indonesia

Meski pandemi di berbagai wilayahnya tak terlalu parah, Jepang dinilai masih belum dapat mengendalikan virus Covid. Jumlah kasus harian pada hari ini, melonjak hingga di atas angka 7.000 untuk pertama kalinya.

Tokyo menjadi episentrum yang cukup mengkhawatirkan, dengan jumlah kasus harian menanjak 2.447 pada hari Kamis (6/1), dari rekor 1.591 pada hari sebelumnya.

Secara keseluruhan, Jepang telah mencatat 267 ribu kasus terkonfirmasi, dengan angka kematian yang nyaris 3.000. Progran vaksinasi Covid, rencananya baru akan digulirkan pada akhir Februari mendatang. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.