Dark/Light Mode

Diplomat AS Ngeluh, Warga Jepang Trauma

Yang Mau Ke China, Siap-siap Anal Swab Test Ya...

Senin, 8 Maret 2021 14:39 WIB
Petugas medis mengambil sampel swab dari warga untuk diuji virus Covid-19 di sebuah jalan di Wuhan, Provinsi Hubei tengah, China pada 15 Mei 2020. [Foto: STR / AFP / AFP via Getty Images / CNN]
Petugas medis mengambil sampel swab dari warga untuk diuji virus Covid-19 di sebuah jalan di Wuhan, Provinsi Hubei tengah, China pada 15 Mei 2020. [Foto: STR / AFP / AFP via Getty Images / CNN]

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski memicu protes dari negara lain, wisatawan yang akan berkunjung ke beberapa kota di China, akan diminta melakukan tes usap anal untuk Covid-19.

Beberapa dokter China mengatakan, tes dilakukan untuk menangkap pembawa virus Corona yang mungkin tidak menunjukkan gejala atau dengan gejala ringan, tapi pulih dengan cepat.

Tim dokter China menilai, virus corona dapat dideteksi dalam tinja lebih lama daripada di hidung dan tenggorokan. “Untuk beberapa pasien tanpa gejala, atau mereka dengan gejala ringan pulih dengan cepat dari Covid-19, mungkin tes tenggorokan tidak akan efektif," kata dokter penyakit menular di China, Li Tongzeng kepada CNN.

Baca juga : China Bantah Minta Diplomat AS Jalankan Anal Swab Test

Menurut dia, para peneliti mengungkapkan pada beberapa orang yang terinfeksi, durasi waktu hasil nukleat positif bertahan lebih lama pada tinja dan tes usap anal, dibanding pada saluran pernapasan bagian atas. "Karena itu, menambahkan tes usap anal dapat meningkatkan tingkat deteksi positif dari yang terinfeksi," kata dia.

Beberapa warga negara China juga diharuskan melakukan tes usap ini. Pada Januari lalu, lebih dari 1.000 siswa dan guru di sebuah distrik sekolah di Beijing dites baik di anal maupun hidung.

Pemberlakuan tes ini memicu protes. Pejabat di Jepang pekan ini seperti dikutip dari Livescience, Minggu (7/3/2021) mengeluh, karena warga negaranya yang tiba di China dan menjalani tes mengalami sakit psikologis yang hebat.

Baca juga : Depot Air Minum, Salah Satu Usaha Yang Bertahan Saat Pandemi

Keluhan juga datang dari beberapa diplomat Amerika Serikat yang diminta mengikuti tes.

Bahkan di China sendiri, tes ini juga memicu keluhan. Wakil Direktur Departemen Biologi Patogen di Universitas Wuhan, Yang Zhanqiu mengatakan, tes hidung dan tenggorokan masih lebih efektif daripada tes anal, karena virus diketahui menyebar melalui tetesan pernapasan bukan melalui feses.

Dia mengatakan, bila tujuan tes ini untuk mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan virus, maka argumennya berlanjut menjadi tes hidung tenggorokan akan bekerja paling baik.

Baca juga : Olimpiade, Warga Jepang Takut Kasus Covid-19 Naik

"Ada kasus tentang tes virus Corona positif pada kotoran pasien, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan, bahwa itu ditularkan melalui sistem pencernaan seseorang," kata Yang.

Para Ahli Kesehatan di luar China juga mempertanyakan praktik tes usap anal. Menurut mereka, ini karena mereka yang positif Covid-19 pada tes anal tetapi tidak pada tes hidung atau tenggorokan, kemungkinan tidak akan menulari orang lain, kutip The New York Times.

"Bila seseorang terkena infeksi tetapi tidak menular ke orang lain, kami tidak perlu mendeteksi orang itu," tutur Profesor Kesehatan Masyarakat di University of Hong Kong, Benjamin Cowling kepada Times. [RSM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :