Dark/Light Mode

Biden: Kita Akan Kalahkan China

Jumat, 26 Maret 2021 13:03 WIB
Unjuk rasa mendukung Muslim Uighur yang mengalami pelanggaran HAM berat di China. [Foto: Wikimedia Commons / Claudia Himmelreich]
Unjuk rasa mendukung Muslim Uighur yang mengalami pelanggaran HAM berat di China. [Foto: Wikimedia Commons / Claudia Himmelreich]

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden bertekad akan menghalangi upaya China mengalahkan negaranya dan menjadi negara adidaya. Demi memastikan AS tetap jadi negara paling kuat dan paling disegani di dunia, Biden berjanji, akan menggelontorkan banyak dana untuk sektor infrastruktur, ekonomi dan pertahanan.

Biden mengatakan, kalau dia sudah mempelajari pemerintahan Presiden China Xi Jinping saat dia menjabat sebagai wakil presiden di era Barrack Obama. "Kita tidak akan menggunakan jalan konfrontasi demi mencapai tujuan. Kita akan kalahkan China dengan aturan internasional yang adil," janji Biden dikutip Reuters, Jumat (26/3).

Dia mengakui adanya persaingan ketat dengan China. Negara itu, jelas Biden memiliki tujuan menjadi negara terdepan, terkaya dan terkuat di dunia. “Itu tidak akan terjadi dalam pengawasan saya, karena Amerika Serikat akan terus tumbuh dan berkembang," kata Biden di Gedung Putih.

Baca juga : Pemerintah Andalkan Penerimaan Pajak

Namun dia menolak menjawab pertanyaan soal apakah dia berniat mempertahankan tarif impor kepada China atau menangguhkan produk yang diproduksi dari wilayah Xinjiang. "Masing-masing pertanyaan itu sah-sah saja, tetapi hanya menyentuh sedikit tentang bagaimana sebenarnya hubungan AS dengan China," kata Biden.

Dalam pidatonya, Biden menegaskan, AS menjunjung tinggi hak asasi manusia dan akan terus bekerja sama dengan sekutu untuk menyerukan kepada China agar menghentikan kekerasan pada etnis Uighur dan kebijakannya di Hong Kong.

“Begitu seorang presiden lari dari masalah tersebut, seperti yang terakhir dilakukan, adalah saat kita mulai kehilangan legitimasi kita di seluruh dunia,” tambahnya.

Baca juga : Perpanjangan Jabatan Abiyasa

Presiden AS ke-46 ini mengatakan, dia akan mengundang aliansi demokrasi ke Gedung Putih, untuk membahas masa depan dan memastikan semua orang memiliki pandangan yang sama, sehubungan dengan China.

Seperti diketahui, Biden tengah membuka lembaran baru dengan China setelah tindakan Presiden Donald Trump yang menetapkan tarif impor dan menyalahkan Beijing terkait penyebaran Covid-19.

Pidato Biden tersebut disampaikan beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan bertatap muka dengan jajaran pejabat China yang mendiskusikan HAM di Alaska.

Baca juga : PM Pakistan Imran Khan Kena Corona

Blinken mengatakan, AS menyuarakan keprihatinan atas berbagai masalah termasuk tindakan keras China di Xinjiang, Taiwan, dan Hong Kong, serta serangan sibernya. Sementara Yang Jiechi, anggota Politbiro Partai Komunis mengecam dan menyebutnya sebagai tindakan kemunafikan Amerika dan menyebut AS sebagai "juara" serangan dunia maya.

Pada Jumat (26/3), China menetapkan sanksi kepada sejumlah anggota parlemen Inggris dan empat entitas akibat tudingannya soal Xinjiang. Individu dan keluarga mereka pun dilarang masuk atau melakukan perdagangan dengan warga dan institusi China. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.