Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Jumlah Korban Tewas Di Myanmar Terus Bertambah
Demonstran Minta Bantuan Pemberontak Lawan Militer
Selasa, 30 Maret 2021 05:33 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Para demonstran meminta bantuan kelompok etnis bersenjata Myanmar ketika aparat junta militer semakin brutal sehingga menewaskan lebih dari 100 orang sehari dalam unjuk rasa menentang kudeta.
Tepat di Hari Angkatan Bersenjata pada 27 Maret 2021, 114 orang tewas dalam demonstrasi lanjutan menentang kudeta militer. Ini menjadi hari paling berdarah sejak protes anti kudeta 1 Februari lalu.
Dilansir Reuters, kemarin, seorang saksi mata mengatakan, pasukan keamanan junta menembaki orang-orang di pemakaman, Minggu (28/2)
Baca juga : Gelar Konpers Di Hambalang, Demokrat Kubu Moeldoko Minta Maaf Ke Jokowi
Pada Senin, Democratic Voice of Burma memberitakan, seorang pria tewas dan beberapa lainnya luka-luka ketika pasukan keamanan menembak di permukiman di Yangon. Namun, kepolisian dan juru bicara junta militer tidak berkomentar terkait penembakan itu.
Pada hari yang sama, ada protes kecil di pusat kota Bago, Minhla dan Khin-U, kota selatan Mawlamyine, dan Demoso di timur. Menurut portal media lokal, tidak diketahui apakah terjadi bentrok atau tidak. Berdasarkan penghitungan kelompok advokasi Assistance Association for Political Prisoners, 460 warga sipil tewas sejak kudeta 1 Februari lalu.
Kemarahan aktivis terhadap aparat membuat Komite Mogok Massal Nasional (GSCN), kelompok utama demonstran, dalam sebuah surat terbuka di Facebook, meminta pasukan etnis minoritas untuk membantu mereka menentang penindasan militer.
Baca juga : Saran IMM: Daripada Impor Beras, Lebih Baik Pemerintah Ciptakan Petani Milenial
“Organisasi etnis bersenjata perlu secara kolektif melindungi rakyat,” kata kelompok protes itu, dikutip dari Reuters.
Pemberontak dari berbagai kelompok etnis minoritas Myanmar telah berperang dengan pemerintah pusat selama beberapa dekade untuk menuntut otonomi yang lebih besar. Meski banyak kelompok setuju melakukan gencatan senjata, pertempuran telah berkobar dalam beberapa hari terakhir antara tentara dan pasukan di timur dan utara.
Pertempuran hebat juga meletus pada akhir pekan di dekat perbatasan Thailand antara tentara dan pejuang dari pasukan etnis minoritas tertua Myanmar, Persatuan Nasional Karen (KNU). Sekitar 3.000 penduduk desa melarikan diri ke Thailand ketika jet militer membom daerah KNU, menewaskan tiga warga sipil, setelah pasukan KNU menyerbu pos militer dan menewaskan 10 orang, kata sebuah kelompok aktivis dan media.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya