Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jihad Lawan Corona Belum Selesai

No Mudik, No Cry..!

Senin, 19 April 2021 06:45 WIB
Calon penumpang kapal Ferry tujuan Sumatera melintas di Dermaga II Pelabuhan Merak, Banten, Minggu (18/4/2021). Adanya kebijakan pemerintah yang melarang mudik tanggal 6-17 Mei mendatang untuk mencegah penyebaran Covid-19 mendorong sebagian warga mudik lebih awal. (Foto: Antara/Asep Fathulrahman)
Calon penumpang kapal Ferry tujuan Sumatera melintas di Dermaga II Pelabuhan Merak, Banten, Minggu (18/4/2021). Adanya kebijakan pemerintah yang melarang mudik tanggal 6-17 Mei mendatang untuk mencegah penyebaran Covid-19 mendorong sebagian warga mudik lebih awal. (Foto: Antara/Asep Fathulrahman)

RM.id  Rakyat Merdeka - Keputusan pemerintah melarang mudik Lebaran sangat beralasan, meski menyakitkan. Keputusan ini harus diambil dan dipatuhi oleh semua pihak karena jihad melawan Corona belum selesai.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 dalam 3 bulan terakhir, angka kasus aktif harian cenderung melandai. Penambahan kasus aktif selalu berada di bawah angka yang sembuh. Tingkat keterisian rumah sakit juga sudah jauh berkurang dibanding pasca libur Tahun Baru.

Kemarin, angka positif harian tercatat bertambah 4.585 kasus. Total terkonfirmasi positif mencapai 1.604.348 kasus. Yang sembuh mencapai 4.873 kasus menjadi 1.455.065. Sedangkan kasus kematiannya, bertambah 96 jiwa menjadi 43.424.

Baca juga : Banyak Yang Belum Cair Ya Ampun, Kok Tega Sih

Meski statistik menunjukkan tren positif, masyarakat diminta tidak terlena. Pemerintah tak ingin terjadi lonjakan kasus Covid-19 seperti yang di beberapa negara lain. Makanya, mudik dilarang sebagai salah satu cara mengantisipasi lonjakan kasus tersebut.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo tak bosan mengingatkan masyarakat tidak mudik Lebaran. Meskipun bukan keputusan yang menyenangkan, kata Doni, larangan tidak mudik sebenarnya demi melindungi keluarga di kampung jangan sampai tertular virus Corona.

“Kita tidak ingin pertemuan silaturahmi berakhir dengan hal yang sangat tragis. Kehilangan orang-orang yang kita sayangi. Kehilangan orang-orang yang kita cintai. Jangan sampai terjadi,” ujar Doni, di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Cegah Ledakan Kasus Corona, Pengusaha Ferry Dukung Larangan Mudik

Agar kebijakan larangan mudik ini berhasil, eks danjen Kopassus itu mengajak unsur pemerintah daerah, termasuk TNI, Polri, serta tokoh agama maupun adat, memberi pemahaman.

"Mari memahami tentang Covid-19 ini, dan menyampaikan kepada masyarakat. Karena masih ada yang belum percaya Covid-19 sebanyak 17 persen,” pesannya.

Hal senada sebelumnya juga disampaikan Presiden Joko Widodo. Kepala Negara ini memahami, cukup sulit bagi warga mengisi lebaran tanpa berkumpul dengan keluarga di kampung.

Baca juga : Pakar Ingatkan, Pandemi Covid-19 Belum Selesai Meski Sudah Ada Vaksinasi

Namun, masih panjangnya perang melawan Corona, kata Jokowi, maka pemerintah mengambil keputusan pahit dengan melarang warganya melakukan mudik Lebaran.

“Ramadan tahun ini adalah Ramadan kedua di tengah pandemi, dan kita masih harus mencegah penyebaran wabah Covid untuk tidak lebih meluas lagi. Untuk itu, sejak jauh-jauh hari pemerintah telah memutuskan untuk melarang mudik Lebaran kali ini,” kata Jokowi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.