Dark/Light Mode

IFJ: China Pakai Berita Bohong Sudutkan Media Barat Di Medsos

Kamis, 13 Mei 2021 18:06 WIB
Suasana  Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, China, 8 April 2019. (Foto CGTN)
Suasana Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, China, 8 April 2019. (Foto CGTN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengaruh media China menjadi semakin gencar di tengah pandemi Covid-19. Mereka menggunakan media sosial untuk mendiskreditkan media Barat dan menyebarkan propaganda.

Demikianlah laporan Perkumpulan Wartawan Internasional (IFJ/International Federation of Journalists). Menurut media berbasis di Brussels itu, ketika pandemi Covid-19 pada 2020, Beijing menggunakan insfrastruktur media yang ada untuk menanamkan narasi positif tentang China di media nasional, selain menyebarkan disinformasi.

Laporan IFJ tersebut berdasarkan survei pada 54 serikat pekerja media di 50 negara. "China sudah memanfaatkan pandemi untuk memperbaiki citranya dalam pemberitaan media global. Informasi yang disebarkan, bukan hanya pesan tentang China tapi juga pesan eksploitatif tentang negara Barat," ujar Julia Bergin, salah satu penulis laporan IFJ dalam sebuah diskusi, dilansir dari ABC News.

Menurutnya, China telah menggunakan platform media sosial seperti YouTube dan Twitter sebagai "taktik" untuk menodai media Barat. Misalnya BBC ketika melaporkan penganiayaan warga Uighur di wilayah Xinjiang.

Meski Twitter dilarang di China, banyak warganegaranya yang menggunakan platform tersebut untuk mengadakan diskusi tentang kamp penahanan di Xinjiang atau menggunakan video propaganda untuk mengalihkan narasi. China menyangkal tuduhan telah membuka kamp penahanan, dan menyebutnya asrama.

Baca juga : PAN Minta Pemerintah Dorong Hukum Israel Di PBB

 "Berita palsu menyebar lebih cepat dari virus itu sendiri," ujar wartawan Italia Luca Rlgion dalam sebuah panel diskusi.

Michael Keane, akademisi dari Queensland University of Technology mengatakan. media China sering "digambarkan secara negatif" oleh negara Barat demokratis seperti Australia.

"Paling tidak (di Australia) kita memiliki media yang majemuk, tapi di China tidak ada, itu kenyataan," katanya dalam panel tersebut.

Laporan tersebut juga menemukan bahwa Beijing telah menambah variasi beritanya dengan menyediakan konten domestik dan internasional untuk setiap negara yang tidak berbahasa Inggris.

 

Baca juga : 2.703 Warga di Jakarta Ajukan SIKM, Lebih Banyak Yang Ditolak

China membela strategi medianya. Juru bicara Menteri Luar Negeri China Hua Chunying menyampaikan respons atas laporan IFJ. 

"Meski China diserang dan dituduh dengan kebohongan dan rumor, wajar adanya untuk membuat suara kami didengar," kata Chunying.

"China menyampaikan kebenaran dan fakta tentang banyak isu, termasuk Covid-19 demi memberikan objektif dan narasi bersama dan memori untuk manusia. Inilah yang kami sebut tindakan bertanggung jawab dari negara yang bertanggung jawab," kilahnya.

Laporan IFJ sebelumnya, The China Story: Reshaping the World's Media menemukan: secara global, 56 persen dari semua negara melaporkan pemberitaan tentang China di negara mereka menjadi semakin positif sejak pandemi Covid-19. Hanya 24 persen yang mengatakan pemberitaan tentang China menjadi semakin negatif.

Menurut laporan tersebut, China memanfaatkan kurangnya pemberitaan media Barat di negaranya untuk keuntungannya sendiri. "China menggunakan pendekatan dengan banyak cabang untuk menggambarkan ulang dunia informasi sehingga bermanfaat bagi citra globalnya sendiri," bunyi laporan tersebut.

Baca juga : Fitur Scan To Pay Bank DKI, Bikin Mudah Bayar Zakat Dan Sedekah

Pada 2020, Beijing menutup akses jurnalistik ke China. Penutupan ini menciptakan ruang hampa pemberitaan China yang di tengah tingginya permintaan atas berita China. Mereka mengisi celah ini dengan konten yang disponsori negara.

Penelitian ini juga menemukan bahwa konten yang ditawarkan ke wartawan di seluruh dunia sudah dikurasi dengan maksud menyebarkan informasi propaganda China ke dalam beberapa bahasa. Bahkan di negara yang penuturnya tidak banyak seperti Italia dan Serbia. [MEL]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.