Dark/Light Mode

Seminggu Lockdown, Covid Di Malaysia Masih Tinggi Aja

Selasa, 8 Juni 2021 05:35 WIB
Pasien Covid-19 dirawat di Intensive Care Unit sebuah rumah sakit di Malaysia. (Foto : Facebook/Noor Hisham Abdullah).
Pasien Covid-19 dirawat di Intensive Care Unit sebuah rumah sakit di Malaysia. (Foto : Facebook/Noor Hisham Abdullah).

RM.id  Rakyat Merdeka - Sepekan sudah Malaysia menjalankan lockdown total. Namun angka pasien kritis dan positif Covid-19 di negeri jiran itu masih mencatatkan rekor.

Dilansir Channel News Asia, kasus baru pada Minggu (6/6), tercatat 6.241 pasien. Angka ini yang tertinggi dalam kurun 13 hari terakhir.

Kenaikan tertinggi terjadi di Negara Bagian Selangor, yang melaporkan 2.178 kasus. Diikuti Sarawak 600 kasus, Johor 565 kasus, dan Kuala Lumpur sebanyak 415 kasus.

Baca juga : Airlangga: Waspadai, Covid-19 Masih Ada

Angka pasien kritis yang memerlukan perawatan di unit pelayanan intensif/ ICU juga masih tinggi. Pada Minggu (6/6), Malaysia merawat 890 pasien kritis, 444 di antaranya membutuhkan ventilator.

Direktur Jenderal Kesehatan, Noor Hisham Abdullah meminta masyarakat Malaysia tidak mengabaikan anjuran di rumah saja. “Jangan berkerumun saat berpergian. Jika berbelanja, usa­hakan lewat aplikasi online, un­tuk meminimalisir kontak dengan orang lain,” saran Noor Hisham dikutip sosial media Facebook-nya Senin (7/6/2021).

Kementerian Kesehatan menuturkan, sebanyak 30 klaster baru teridentifikasi di hari yang sama. Ini menjadikan jumlah total klaster aktif di negara ini menjadi 713.

Baca juga : Kasus Positif Nambah 5.832, DKI Masih Teratas

Sebanyak 18 klaster baru terkait dengan tempat kerja, tujuh di masyarakat, sementara dua berasal dari lembaga pendidikan. Sementara tiga kelompok yang tersisa telah dilacak ke “kelompok berisiko tinggi”, yakni pertemuan keagamaan dan pusat penahanan.

Noor Hisham sebelumnya mendapat kabar, ada kerumunan di sejumlah pusat perbelanjaan saat pemerintah setempat hanya mengizinkan supermaket buka dua jam per hari selama lockdown.

Ia kemudian meminta aturan tersebut dicabut agar tidak menimbulkan kepanikan warga yang memicu aksi memborong sembako. Padahal, pasokan bahan pokok aman.

Baca juga : Ogah Divaksin, Tinggalin Aja

Malaysia telah melaporkan total 616.815 kasus Covid-19. Sebanyak 86.628 di antaranya aktif atau menular. Sementara 3.378 kematian tercatat sejak awal pandemi.

Malaysia melakukan lock­down hingga 14 Juni. Hanya 17 sektor ekonomi yang diizinkan beroperasi. Yaitu toko kebu­tuhan esensial seperti pangan, perkebunan, konstruksi dan manufaktur elektronik serta perbankan. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.