Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Taliban Rebut Makin Banyak Wilayah

Pengungsi Afghanistan Bakal Banjiri Indonesia..

Senin, 16 Agustus 2021 05:20 WIB
Helikopter Chinook milik Amerika Serikat (AS) terbang di atas Kedutaan Besar AS di Kabul, Afghanistan, Minggu, 15 Agustus 2021. Helikopter mendarat saat kendaraan diplomatik meninggalkan kompleks Kedubes AS di tengah proses evakuasi. (Foto : AP/Rahmat Gul),
Helikopter Chinook milik Amerika Serikat (AS) terbang di atas Kedutaan Besar AS di Kabul, Afghanistan, Minggu, 15 Agustus 2021. Helikopter mendarat saat kendaraan diplomatik meninggalkan kompleks Kedubes AS di tengah proses evakuasi. (Foto : AP/Rahmat Gul),

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia dan China memiliki kepentingan keamanan dan ekonomi dalam perdamaian di Afghanistan. Sebab, stabilitas politik di Asia Selatan tersebut, mempengaruhi keamanan di dalam negeri masing-masing.

Mantan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk China Sugeng Rahardjo mengungkapkan, membahas perdamaian di Afghanistan merupakan hal yang sangat rumit.

Baca juga : Tidur Di Pinggir Jalan, Stok Makanan Habis, Please Help

“Banyak kepentingan yang terlibat. Baik di dalam negeri Afghanistan. Maupun dari luar,” ungkap Sugeng dalam webinar, Perdamaian Afghanistan: Peran & Peluang Indonesia dan Tiongkok”, Sabtu (14/8).

Kata dia, pergolakan di Afghanistan tidak berhenti sejak 1970-an. Pada saat itu, Uni Soviet terlibat dalam perang saudara di Afghanistan. Selanjutnya, kehadiran Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di negeri yang dijuluki Graveyard of Empires.

Baca juga : Taliban Kian Menggila, Trump Semprot Biden

AS masuk ke Afghanistan dengan dalih demi menghabisi Osama bin Laden yang dianggap dalang dalam serangan 11 September 2001. Serangan di AS yang menewaskan hampir 3.000 orang, setelah beberapa pesawat yang dibajak menabrak gedung World Trade Center di New York dan Pentagon di Arlington County, Virginia. Sedangkan pesawat keempat jatuh di suatu lapangan di Pennsylvania.

Osama bin Laden, pemimpin kelompok al-Qaeda, langsung dinyatakan sebagai pihak yang bertanggung jawab. Taliban yang berkuasa di Afghanistan saat itu melindungi Osama bin Laden. Mereka menolak untuk menyerahkan Osama. Maka, sebulan setelah tragedi yang dikenal dengan 9/11 itu, AS melancarkan serangan udara atas Afghanistan untuk menyerang Taliban dan al-Qaeda.

Baca juga : Srikandi BUMN Ajak Milenial Bangun Perekonomian Indonesia

“Tapi ternyata Taliban tidak menunjukkan kekalahan sampai saat ini,” jelas Sugeng.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.