Dewan Pers

Dark/Light Mode

Pertama Kali Bicara Dari Tempat Pelarian, Presiden Afghanistan Bantah Bawa Duit Berkoper-koper

Kamis, 19 Agustus 2021 06:39 WIB
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berbicara untuk pertama kalinya dari tempat pelariannya di UEA, Rabu (18/8). (Foto: Facebook)
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berbicara untuk pertama kalinya dari tempat pelariannya di UEA, Rabu (18/8). (Foto: Facebook)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dari tempat pelariannya di Uni Emirat Arab (UEA), Presiden Afghanistan Ashraf Ghani akhirnya buka mulut untuk pertama kali, selepas melarikan diri dari negaranya pada Minggu (15/8).

Dia mengaku harus meninggalkan Afghanistan, demi mencegah pertumpahan darah, dan menghindari bencana yang lebih besar bagi rakyatnya.

Ghani mengungkap, dia terpaksa pergi atas desakan pasukan keamanannya.

Ia bahkan meninggalkan aset-aset utamanya, dan juga dokumen rahasia.

Berita Terkait : Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Kini Ada Di UEA

"Saya hanya ingin, Kabul tidak menjadi Yaman, Suriah atau lainnya,” tutur Ghani dalam video yang disiarkan lewat akun Facebook pribadinya, Rabu (17/8).

Ini adalah komentar publik pertama Ghani, sejak ia dikonfirmasi berada di UEA.

Ghani telah dikritik keras oleh para mantan menteri, karena meninggalkan Afghanistan secara tiba-tiba. Saat pasukan Taliban memasuki Kabul pada Minggu (15/8).

Dalam kesempatan tersebut, Ghani juga membantah tuduhan, yang menyebut dia melarikan diri dengan uang berkoper-koper.

Berita Terkait : Presiden Afghanistan Cari Bantuan Panglima Perang

Menurutnya, kabar itu sama sekali tidak berdasar.

"Semua itu adalah pembunuhan politik dan kepribadian saya. Silakan cek petugas bea cukai dan otoritas lain, untuk membuktikan tuduhan itu tidak berdasar,” tandasnya. 

Sebelumnya, pada Senin (17/8), Kedutaan Besar Rusia di Kabul mengatakan, Ghani pergi meninggalkan Afghanistan dengan 4 mobil dan 1 helikopter yang dipenuhi uang tunai.

"Empat mobil penuh dengan uang, mereka coba memasukkan sebagian uang itu ke dalam helikopter, tetapi tidak semuanya muat. Sebagian uang itu dibiarkan tergeletak di landasan," kata Juru Bicara Kedutaan Rusia di Kabul, Nikita Ishchenko, seperti dilaporkan Kantor Berita RIA, Senin (16/8).

Berita Terkait : Duet Greysia/Apriani Torehkan Sejarah Baru

Ischenko membenarkan pernyataannya kepada Reuters. Dia mengutip saksi sebagai sumber informasinya. 

Namun, Reuters tidak dapat secara independen mengonfirmasi kebenaran dari saksi tersebut. [HES]